Senin, 18 April 2016

PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENYUSUNAN ANGGARAN


 
PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENYUSUNAN ANGGARAN

rohmafrida@gmail.com
 
Hakikat Perencanaan Strategi
Rencana strategis adalah pernyataan rencana spesifik mengenai bagaimana untuk mencapai ke arah masa depan yang akan diambil oleh entitas. Sedangkan perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program jangka panjang selama beberapa tahun ke depan. Hasil dari proses perencanaan strategi berupa dokumen yang dinamakan strategic plan yang berisi informasi tentang program-program beberapa tahun yang akan datang.

Hubungan Perencanaan Strategi dan Perumusan Strategi
Perumusan strategu merupakan proses untuk memutuskan strategi baru, sementara perencanaan strategi merupakan proses bagaimana meingemplementasikan strategi tersebut. Dalam proses perumusan strategi, manajemen menentukan cita-cita organisasi dan menciptakan strategi-stratego utama untuk mencapai cita-cita tersebut.
Namun pada praktiknya, ada sejumlah besar tumpang tindih antara perumusan strategi dan perencanaan strategi. Studi-studi yang dibuat dalam proses perencanaan strategi mungkin mengindikasikan bahwa perlu mengubah cita-cita atau strategi. Sebaliknya, perumusan strategi biasanya memasukkan pertimbangan awal tentang program-program yang akan diadopsi sebagai alat untuk mencapai cita-cita tersebut.

Evolusi dari Perencanaan Strategis
Lima puluh tahun yang lalu, proses perencanaan strategis dihampir semua organisasi tidak sistematis. Jika manajemen memikirkan perencanaan jangka panjang hal tersebut tidak dilakukan dengan cara yang terkoordinasi. Beberapa perusahaan memulai sistem perencanaan strategis formal diakhir tahun 1950-an tetapi hampir semua usaha-usaha awal tersebut merupakan kegagalan karena adaptasi minor dari sistem anggaran yang ada. Dengan berjalannya waktu manajemen mengambil pelajaran dari pengalaman mereka.
Manfaat dan Keterbatasan dari Perencanaan Strategis
Proses perencanaan strategis formal dapat memberikan manfaat, antara lain:
1.                  Kerangka Kerja Untuk Pengembangan Anggaran Tahunan
Suatu anggaran operasi memerlukan komitmen sumber daya untuk masa depan. Oleh karena itu, penting bahwa manajemen membuat komitmen sumber daya semacam itu dengan ide yang jelas mengenai kemana arah organisasi untuk beberapa tahun kedepan. Suatu rencana strategis menyediakan kerangka kerja yang lebih luas. Dengan demikian manfaat penting dari pembuatan suatu rencana strategis adalah bahwa rencana tersebut memfasilitasi formulasi dari anggaran operasi yang efektif. Selain itu mempunyai manfaat memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya yang optimal yang mendukung opsi-opsi strategis kunci.
2.    Alat Pengembangan Manajemen
Perencanaan strategi formal adalah alat pendidikan dan pelatihan manajemen yang unggul dalam melengkapi para manajer dengan suatu pemikiran mengenai strategi dan mengimplementasikannya. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa perencanaa strategis formal, proses itu sendiri adalah jauh lebih penting dibandingkan dengan output dari proses tersebut, yang merupakan dokumen rencana.
3.    Mekanisme Untuk Memaksa Manejemen Agar Memikirkan Jangka Panjang
Proses perencanaan strategis formal memaksa manajer untuk meyediakan waktu guna memikirkan masalah-masalah jangka panjang yang penting.
4.    Alat Untuk Menyejajarkan Manajer Dengan Strategi Jangka Panjang Perusahaan
Debat, diskusi dan negoisasi yang terjadi selama proses perencanaan mengklarifikasi strategi korporat, menyatukan dan meyejajarkan manajer dengan strategi semacam itu, dan mengungkapkan implikasi dari strategi korporat bagi manajer individual.
Meskipun perencanaan strategis mempunyai banyak manfaat, namun juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1.    Selalu ada bahaya bahwa perencanaan berakhir menjadi pengisian formulir, latihan birokrasi, tanpa pemikiran strategis.
2.    Bahwa organisasi mungkin menciptakan departemen perencanaan strategis yang besar dan mendelegasikan pembuatan rencana strategis kepada para staf dari departemen tersebut.
3.    Perencanaan strategis adalah proses yang memakan waktu dan mahal.
Rencana  strategis formal yang diinginkan dalam organisasi memiliki karakteristik berikut:
1.    Manajemen puncak yakin bahwa perencanaan strategis adalah penting.
2.    Organisasi tersebut relatif besar dan rumit.
3.    Ada kepastian yang cukup besar mengenai masa depan, tetapi organisasi memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
Struktur dan Isi Program
Rencana strategis biasanya mencakup periode lima tahun ke depan. Lima tahun adalah periode yang cukup panjang untuk megestimasikan konsekuensi dari keputusan program yang dibuat saat ini. Konsekuensi  dari keputusan untuk mengembangkan dan memasarkan produk baru atau untuk memperoleh aktiva modal utama yang baru mungkin tidak dapat sepenuhnya dirasakan dalam periode yang pendek. Jangka waktu diatas lima tahun mungkin begitu kabur sehingga usaha-usaha untuk berguna untuk dilakukan. Banyak organisasi membuat rencana yang sangat kasar yang mencakup hanya tiga tahun kedepan.

Hubungan Organisasional
Proses perencanaan strategis melibatkan manajemen senior dan manajer dari unit bisnis atau pusat tanggung jawab lainnya, dibantu oleh staf mereka. Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki komunikasi antara eksekutif korporat dengan eksekutif unit bisnis dengan cara menyediakan rangkaian aktivitas terjadwal, melalui mana mereka dapat mencapai sekelompok tujuan dan rencana yang disetujui bersama. Manajer dari departemen-departemen individual biasanya tidak berpartisipasi dalam proses perencanaan strategis.
Gaya Manajemen
Para perancang sistem tersebut harus mendiagnosis dengan benar gaya dari manajemen senior dan memastikan bahwa sistem tersebut sesuai dengan gaya itu, ini merupakan tugas yang sulit karena perencanaan strategis formal telah menjadi suatu gaya dan beberapa manajer berpikir bahwa mereka mungkin dipandang kuno jika tidak menggunakannya dengan demikian mereka mungkin menginstruksikan stafnya untuk memasang sistem yang terinci atau mengizinkan staf untuk memasang sistem semacam itu. Yang kemudian mereka rasakan tidak nyaman untuk menggunakannya.
Menganalisis Usulan Program-Program Baru
Ide-ide program baru bisa berasal dari mana pun organisasi dari CEO, dan dari staf perencanaan kantor pusat atau berbagai bagian yang beroperasi. Usulan-usulan biasanya pada intinya bersifat reaktif atau proaktif yaitu, muncul sebagai reaksi terhadap ancaman yang dirasakan.
Analisis Investasi Modal
Teknik untuk menganalisis usulan investasi modal berusaha untuk menemukan nilai sekarang, tingkat pengembalian internal. 4 alasan untuk tidak menggunakan teknik nilai sekarang dalam menganalisa semua usulan adalah sebagai berikut:
a.    Usulan tersebut mungkin jelas menarik sehingga perhitungan dari nilai sekarang bersihnya tidak diperlukan.
b.    Estimasi yang terlibat dalam usulan begitu tidak pasti sehingga membuat perhitungan nilai bersihnya dipercaya tidak sesuai dengan usahannya.
c.    Alasan untuk usulan tersebut adalah selain peningkatan dalam profitabilitas.
d.   Tidak ada alternatif yang layak untuk diadopsi.
Pertimbangan dalam Menginplementasikan Sistem Evaluasi Anggaran Pengeluaran Modal
Aturan-Aturan
Perusahaan umumnya mempublikasikan aturan dan prosedur untuk persetujuan pengeluaran modal dengan berbagai besaran, selain itu aturan juga berisi pedoman untuk membuat usulan dan kriteria umum untuk menyetujui usulan.
Usulan pengeluaran kecil dapat disetujui di tingkat manajer pabrik, untuk usulan yang lebih besar diteruskan ke manajer unit bisnis lalu ke CEO dan untuk usulan yang sangat penting ke dewan direksi.
Menghindari Manipulasi
Dalam beberapa kasus, membuat usulan menjadi menarik dengan cara menyesuaikan estimasi awal sehingga proyek tersebut memiliki kriteria numerik. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat estimasi yang optimis dengan pendapatan penjualan atau mengurangi penyisihan untuk kontinjensi dalam beberapa biaya. Salah satu tugas yang paling sulit untuk analisis proyek yaitu untuk mendeteksi manipulasi. Reputasi dari pengusul proyek dapat menjadi semacam pengaman, analisis dapat lebih mengandalkan angka dari pengusul yang memiliki catatan rekor yang unggul.

Model
Selain model pembuatan anggaran, modal mendasar, ada teknik-teknik spesialisasi seperti analisis resiko, simulasi, perencanaan skenario, model penetapan harga opsi, analisis klaim kontinjensi dan analisis diagram pohon untuk analisis keputusan. Staf perencanaan sebaiknya mengenali teknik-teknik tersebut dan menggunakannya dalam situasi dimana data yang diperlukan tersedia.
Pengaturan Untuk Analisis
Tidak ada jadwal tetap untuk menganalisis usulan investasi. Setelah tersedia SDM mereka langsung menganalisis. Perencana mengumpulkan proyek yang disetujui selama satu tahun untuk dimasukkan ke dalam anggaran modal. Ada batas waktu dalam hal anggaran untuk tahun depan sebelum awal tahun anggaran. Jika suatu usulan tidak memenuhi batasan waktu tersebut maka waktu persetujuan formalnya dapat mengganggu sampai tahun berikutnya.
Menganalisis Program-Program yang Sedang Berjalan
Analisis rantai nilai
Adalah analisis keterkaitan serangkaian aktivitas penciptaan nilai produk yang diproduksi dari para pemasok awal sampai dengan konsumen akhir. Dari perspektif strategis, konsep rangkaian nilai menjelaskan konsep penyempurnaan laba yang saling berkaitan yaitu:
1)                  Keterkaitan dengan para pemasok
2)                  Keterkaitan dengan konsumen
3)                  Keterkaitan proses internal perusahaan
Analisis Biaya Berbasis Aktivitas (ABC)
Adalah alat perencanaan strategis yang membebankan rangkaian produk dengan 2 tahap yaitu:
1.      Penentuan tarif biaya untuk setiap kelompok aktivitas
2.      Pembebanan biaya pada produk berdasar tarif biaya  setiap kelompok aktivitas yang dikonsumsi produk tersebut
Manfaat sistem ABC antara lain:
    1. Meningkatkan penelitian penentuan biaya produk
    2. Meningkatkan mutu pembuatan keputusan
    3. Menyempurnakan perencanaan strategis
    4. Memperbaiki kemampuan mengelola aktivitas melalui penyempurnaan berkesinambungan
    5. Menyempurnakan sistem pengendalian aktivitas
Proses Perencanaan Strategi
Meninjau dan memperbaharui rencana strategis
Peninjauan dan pembaharuan rencana strategis tahun terakhir digunakan untuk menentukan apakah rencana strategis masih cocok dengan lingkungan yang bersifat dinamis ataukah perlu diganti dengan yang baru. Jika perlu diganti dengan rencana strategis yang baru maka implikasinya terhadap pendapatan, biaya, laba dan investasi serta aliran kas perlu diperhatikan.
Memutuskan asumsi dan pedoman
Kegiatan ini berupa pertemuan antara para manajer korporasi dan unit bisnis untuk mendiskusikan usulan tujuan, asumsi dan pedoman kebijakan yang akan digunakan untuk menyusun program baru.
Iterasi pertama dari rencana strategis
Didasarkan pada asumsi, tujuan dan pedoman kebijakan yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Anggota dari staf kantor pusat sering mengunjungi unit bisnis selama proses ini dengan tujuan untuk mengklarifikasi program dan membantu dalam proses perencanaan. Interasi ini menghasilkan usulan rencana strategis baru yang lengkap.
Analisis
Analisis terhadap hasil usulan tahap sebelumnya dilakukan untuk mendeteksi slak dan ketidak konsistenan rencana strategis antar unit bisnis.

Iterasi kedua dari rencana strategis
Staf perencana korporasi merevisi usulan rencana strategis dari unit-unit bisnis dan asumsi, tujuan, pedoman kebijakan yang tidak cocok dengan lingkungan sehingga dapat disusun yang baru.
Tinjauan dan persetujuan akhir
Pada akhirnya, usulan-usulan perencanaan strategis yang telah direvisi melalui iterasi perlu ditinjau melalui rapat para pejabat senior korporasi beserta dewan komisaris. Setelah itu, dilakukan pengesahan final manajemen puncak korporasi. Pengesahan final seharusnya dilakukan seebelum awal proses penyusunan anggaran dimulai karena rencana strategis mendasari penyusunan anggaran.



PENYUSUNAN ANGGARAN
I.            Tujuan Anggaran dan Perbedaan anggaran dari Perencanaan Strategis dan Prediksi
Anggaran merupakan alat penting dalam perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif bagi organisasi. Anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut. Anggaran mengestimasi potensi laba dari unit bisinis, dinyatakan dalam istilah moneter (walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter), biasanya meliputi waktu selama satu tahun, merupakan komitmen manajemen, ususlan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran, setelah disetujui anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu, secara berkala kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran dan varians dianalisis serta dijelaskan.
Penyusunan anggaran harus dibedakan dari perencanaan stategis maupun prediksi, sebagaimana berikut:
a.       Hubungan dengan perencanaan strategis
Proses penyusunan anggaran fokus pada satu tahun, sementara perencanaan strategis fokus pada aktivitas yang mencakup beberapa tahun. Perencanaan strategis mendahului penyusunan anggaran dan menyediakan kerangka kerja yang dikembangkan dalam tahun anggaran. Anggaran pada dasarnya merupakan potongan dari rencana strategis organisasi. Perbedaan lainnya adalah rencana strategis intinya terstruktur berdasarkan lini produk atau program lain, sementara anggaran terstruktur berdasarkan pusat tanggung jawab.
b.      Perbedaan dengan Prediksi
Anggaran merupakan suatu rencana manajemen dengan asumsi implisit bahwa langkah positif akan diambil oleh pembuatan anggaran guna untuk mencapai kegiatan nyata sesuai rencana, sedangkan prediksi hanya suatu perkiraan akan yang mungkin terjadi, tapi tidak mengandung implisit bahwa pembuata prediksi akan berupaya membentuk kejadian sehingga kegiatan prediksi dapat terjadi. Perbedaan prediksi denga anggrana memiliki karakterisitik sebagau berikut: prediksi bisa dinyatakan atau tidak dinyatakan dalam istilah moneter, dapat untuk periode waktu kapanpun, pembuat prediksi tidak bertanggung jawab untuk memenuhi hasil yang diprediksikan, prediksi biasanya tidak disetujui oleh wewenang yang lebih tinggi, varians prediksi tidak dianalisis secara berkala. Dari sudut pandang manajemen prediksi hanya merupakan alat perencanaan, sedangkan anggaran alat perencanaan dan pengendalian.

II.            Kegunaan Anggaran
Terdapat empat tujuan utama dari penyusunan anggaran yaitu:
1.      Menyelaraskan dengan rencana strategis
Anggaran diselesaikan sebelum permulaan tahun anggaran, memberikan peluang untuk menggunakan informasi terakhir yang tersedia dan didasarkan pada penialian manajemen disemua tingkatan organisasi. Sehingga penyusunan anggaran menyediakan suatu peluang untuk membuat keputusan yang akan meningkatkan kinerja sebelum suatu komitmen dibuat untuk suatu cara operasi yang spesifik selama tahun tersebut atau dapat disebut rencana strategis yang dibuat diawal tahun.
2.      Koordinasi
Manajer pusat tanggung jawab berpatisipasi dalam penyusunan anggaran, namun adanya kemungkinan rencana yang dibuat tidak konsisten dengan pusat tanggung jawab lain yang saling berkaitan. Selama proses penyusunan anggaran berbagai inkonsistensi tersebut diidentifikasi dan dicari solusinya dengan koordinasi.
3.      Penugasan tanggung jawab
Anggaran yang telah disetujui memperjelas tanggung jawab dari setiap manajer.
4.      Dasar untuk evaluasi kinerja
Anggaran sebagai tugas tanggung jawab kepada setiap pusat tanggung jawab dalam organisasi, sehingga anggaran mencerminkan suatu komitmen dari pembuatnya dengan atasnnya. Oleh karena itu anggaran menajadi titik awal dan tolak ukur dalam menilai dan mengevaluasi kinerja.

III.            Rincian dalam Anggaran Operasi dan Jenis-jenis Anggaran
Terdapat berbagai pos yang terdapad dalam anggaran operasi antara lain:
1.      Anggaran pendapatan: pos pendapatan disusun pertama kali, karena jumlah anggaran pendapatan mempengaruhi banyak pos lainnya. Anggaran pendapatan berisi proyeksi penjualan unit dikalikan dengan harga yang diperkirakan. Dalam laporan laba rugi elemen pendapatan adalah yang paling penting sekaligus paling berisiko. Anggaran pendapatan biasanya diasarkan pada prediksi akan beberapa kondisi dimana manajer tidak dapat dianggap bertanggungjawab kanrena factor-faktor yang tidak dapat dikendalikan.
2.      Anggaran biaya produksi dan biaya penjualan: pada praktiknya rincian biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung bergantung pada bauran produk aktual yang akan diproduksi. Manajer produksi membuat rencana untuk memperoleh kuantitas bahan baku, tenaga kerja dan mungkin menyusun anggaran pembelian untuk barang yang waktu pengiriman dan tunggunya lama. Pengendalian atas jumlah yang dapat dibeli diperoleh dari otorisasi “open to buy” yang secara rinci dibuat selama tahun tersebut, bukan berdasarkan jumlah yang tercantum dalam anggaran.
3.      Beban pemasaran: merupakan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penjualan. Sebagai besar dari jumlah tercantum dalam anggaran mungkin telah dikomitmenkan sebelum tahun tersebut dimulai. Beban logistik biasanya dilaporkan terpisah dari beban untuk mendapatkan pesanan, yang mana beban logistic memiliki yang lebih serupa dengan biaya produksi dari pada biaya pemasaran.
4.      Beban umum dan administrasi: beban dari unit staf, baik di kantor pusat maupun di unit bisnis. Secara keseluruhan merupakan biaya diskresioner yang merupakan biaya teknik. Namun dalam penyusunan anggaran banyak perhatian diberikan, oleh karena itu pos ini merupakan biaya kebijakan, maka jumlah yang tepat untuk otorisasi sering diperdebatkan.
5.      Beban penelitian dan pengembangan: banyak perusahaan memutuskan menghabiskan persentase tertentu dari pendapatan penjualan untuk listbang, tetapi persentase ini didasarkan pada rata-rata jangka panjang.
6.      Pajak penghasilan: beberapa perusahaan tidak mempertimbangkan pajak penghasilan dalam membuatan aggaran untuk unit bisnis, karena kebijakan pajak penghasilan ditetapkan di kantor pusat.
Selain anggaran operasi, terdapat anggaran lain yang perlu diperhatikan. Beberapa perusahaan juga menyusun laporan untuk tujuan non keuangan, sebagaimana berikut:
1.      Anggaran modal: Tahapan dalam menyusun Anggaran Operasi anggaran modal menyatakan proyek modal yang telah disetujui, ditambah jumlah sekaligus untuk proyek kecil yang tidak memerlukan persetujuan yang lebih tinggi. Anggaran ini disusun secara terpisah dari anggaran operasi dan oleh orang yang berbeda. Selama tahun tersebut, usulan pengeluaran modal dipertimbangkan dan akhirnya beberapa diantaranya disetujui, hal ini merupakan bagian dari proses perencanaan strategi. Hal ini juga penting untuk mempersiapkan laporan arus kas.
2.      Anggaran neraca: anggaran neraca menunjukkan implikasi neraca dari keputusan yang tercakup dalam anggaran operasi maupun modal. Secara keseluruhan anggaran neraca bukanlah alat pengendalian manajemen, namun beberapa bagiannya bermanfaat untuk pengendalian. Manajer operasi yang bertanggung jawab terhadap beberapa pos yang terkait dengan neraca.
3.      Anggaran laporan arus kas:  anggaran laporan arus kas menunjukkan berapa banyak uang yang dibutuhkan selama tahun tersebut yang akan dipasok oleh laba ditahan dan berapa banyak yang harus diperoleh dari pinjamna dan sumber-sumber dari luar lainnya. Hal ini penting untuk perencanaan keuangan.
Manajemen berdasarkan tujuan yaitu ketika sasaran perusahaan yang dituliskan dalam anggaran secara implisit jumlahnya di mana manajer bertanggung untuk mencapainya, namun beberapa sasaran lainnya dibuat secara eksplisit. Manajemen berdasarkan tujuan dan penyusunan anggaran seyogyanya merupakan dua bagian dari proses perencanaan yang sama.

IV.            Proses Penyusunan Anggaran
Terdapat beberapa hal terkait yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran antara lain:
1.      Organisasi (departemen anggaran dan komite anggaran)
a.       Departemen anggaran: terdapat beberapa fungsi yang dilakukan antara lain menerbitkan prosedur dan formulir, mengoordinasikan dan menerbitkan setiap tahunnya asumsi-asumsi dasar tingkat korporat yang akan menjadi dasar untuk anggaran, memastikan bahwa informasi disampaikan dengan semestinya antarunit organisasi yang saling terkait, memberikan bantuan bagi pembuat anggaran dalam penyusunan anggaran, menganalisis anggaran yang diajukan dan memberikan rekomendasi, menangani proses pembuatan revisi anggaran selama tahun tersebut, mengoordinasi pekerjaan dari departemen anggaran di eselon-eselon yang lebih rendah, menganalisis kinerja yang dilaporkan terhadap anggaran, menginterpretasikan hasilnya, dan membuat laporan ringkasan untuk manajemen senior.
b.      Komite anggaran: terdiri dari anggota manajemen senior. Komite anggaran melaksanakan suatu peran yang penting yaitu meninjau dan menyetujui atau menyesuaikan masing-masing anggaran, sera menyetujui revisi anggaran besar yang dibuat selama tahun tersebut.
2.      Penerbitan pedoman: ada atau tidaknya rencana strategis, langkah pertama dalam proses penyusunan aggaran adalah menggembangkan pedoman yang mengatur penyusunan anggaran, untuk disebarkan kepada semua manajer. Pedoman ini dinyatakan secara implisit dalam rencana strategisdan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi semenjak disetujui, khususnya kinerja perusahaan sampai tanggal tersebut dan prediksi terakhir.
3.      Usulan awal anggaran: ususlan anggaran awal didasarkan pada tingkat yang ada, yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan pedoman.perubahan kinerja sampai saat ini dapat diklasifikasikan sebagai perubahan dalam kekuatan eksternal dan perubahan dalam kebijakan dan praktik internal.
4.      Negosiasi: pembuat anggaran selalu mendiskusikan dengan atasannya, dan atasan cenderung untuk menilai validitas dari tiap penyesuaian. Dalam hal ini atas perlu memperhatikan kemungkinan adanya slack atau kelonggaran yang dilakukan pembuat anggaran
5.      Tinjauan persetujuan: usulan anggaran diajukan melalui beberapa tingkatan yang berjenjang dalam organisasi, dan akan dilakukan analisis untuk menilai konsistensi anggaran yang dibuat dengan kegiatan terkait.
6.      Revisi anggaran: revisi anggaran harus dinilai berdasarkan perubahan kondisi yang signifikan dari yang ada ketika anggaran yang asli disetujui.
7.      Anggaran kontinjensi: yaitu mengidentifikasi tindakan yang akan diambil manajemen jika ada penurunan signifikan dalam volume penjualan dari apa yang telah diantisipasi ketika pengembangan anggaran. Anggaran kontinjensi menyediakan suatu cara yang tepat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang berubah jika situasinya telah tiba.

V.            Perilaku Dari Proses Penyusunan Anggaran
Terdapat beberapa pertimbangan motivasional dalam penyusunan anggaran operasi:
1.      Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran: merupakan proses di mana pembuatan anggaran keterlibatankan manajemen unit yang mempengaruhi dalam penentuan besaran anggaran dapat mempunyai dampak positif untuk memotivasi manajer.
2.      Tingkat kesulitan dari target anggaran: seharusnya dilakukan dengan anggaran idela yaitu anggaran yang menantang tetapi dalat dicapai.
3.      Keterlibatan manjemen senior: katerlibatan manajemen senior sangat penting untuk mencegah pembuatan anggaran untuk “bermain-main”, menindak lanjuti hasil anggaran, memberikan umpan balik.
4.      Departemen anggaran: memiliki masalah keperilakuan yang sulit, yakni melaksanakan tugas secara efektif serta harus mempunyai reputasi sebagai orang yang tidak memihak dan adil. Departemen anggaran harus menganalisis anggaran secara rinci, departemen anggaran harus yakin bahwa anggaran disusun dengan memadai dan informasinya adalah akurat.

VI.            Teknik-teknik kuantitatif
Teknik matematika dan komputer meningkatkan proses penyusunan anggaran namun tidak memecahkan masalah kritis tentang pengendalian yang cenderung berada dalam area keperilakuan.
1.      Simulasi: suatu metode yang membangun model dari situasi rill dan kemudian di manipulasi sedemikian rupa ntuk mengambil kesimpulantentang situasi rii;
2.      Estimasi probabilitas: setiap angka dalam anggaran adalah estimasi titik. Estimasi titik diperlukan untuk tujuan pengendalian. Setelah anggaran disetujui secara tentatif, mungkin dapat menggunakan model computer untuk mensubstitusi distribusi probabilitasuntuk setiap estimasi penting, proses ni disebut dengan Monte Carlo.

 Referensi:
 

       Anthony, Robert N. and Govindarajan V. (2007), Management Control System, McGraw-Hill
            Irwin, 12th Edition.

1 komentar: