Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran: Verifikasi Akun Terpilih
rohmafrida@gmail.com
Tujuan 1: Mengenali
berbagai akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Ø
Terdapat beberapa akun kunci yang
terkait dengan dalam siklus akusisi dan pembayaran antara lain: properti,
pabrik, peralatan, beban dibayar dimuka, kewajiban lainnya, laba dan akun
beban.
Tujuan II: Merancang
dan melaksanakan pengujian audit atas properti, pabrik dan peralatan serta akun
terkait lainnya
Ø
Akuisisi properti, pabrik dan peralatan
dilakukan melalui siklus akuisisi dan pembayaran.
Ø
Metodologi untuk merancang pengujian
atas rincian saldo lainnya dala siklus akuisisi dan pembayaran antara lain:
mengidentifikasi risiko bisnis klien, menetapkan salah saji yang dapat
ditoleransi, menilai risiko pengendalian, merancang dan melaksanakn pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan
pembayaran, merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun lainnya
serta merancang pengujian saldo akun lainnya untuk memenuhi tujuan audit yang
berkait saldo.
Ø
Tinjauan atas akun yang berkaitan dengan
peralatan, pendebetan peralatan berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran
cacatan akuntansi yang utama untuk properti, pabrik dan peralatan umumnya
berupa file induk aset tetap.
Ø
Auditor membedakan cara memverifikasi
peralatan manufaktur dengan aset lancar karena: biasanya akuisisi peralatan
manufaktur jarang dilakukan pada periode berjalan, jumlah akuisisi sering kali
material, peralatan mungkin tetap
disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun. Karena
perbedaan itulah audir atas peralatan manufaktur lebih menekankan pada
verifikasi akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan. Selain itu umur
ekspektasi dari aset memerlukan keterkaitan dengan akun penyusutan,
Ø
Dalam audit atas peralatan manufaktur
dan akun-akun yang terkait, auditor harus memisahkan pengujian ke dalam
kategori berikut:
1. Melaksanakan
prosedur analitis. Hal ini tergantung pada operasi klien dan menilai
kemungkinan salah saji yang material pada akun beban dan akumulasi penyusutan.
2. Memverifikasi
akuisisi tahun berjalan. Perusahaan harus mencatat penambahan pada tahun
berjalan dengan benar karena aset memiliki pengaruh jangka panjang terhadap
laporan keuangan. Karena pentingnya akuisisi pariode berjalan dalam audit
peralatan, auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit yang berkait
saldo sebagai kerangka referensi bagi pengujian atas rincian saldo yaitu detail
tie-in, eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas dan hak.
Nilai realisasi tidak digunakan karena lebih terkait pada verifikasi saldo
akhir.
Terkait
dengan verifikasi akuisisi tahun berjalan, pengujian audit aktual, luas
pengujian dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah saji yang dapat
ditoleransi, risiko inheren dan penilaian risiko pengendalian. Dalam pengujian
akuisisi aditor harus memahami PABU dan memastikan klien mengikuti persyaratan
standar akuntansi, selain itu auditor jug harus mengetahui kebijakan
kapitalisasi klien dan menetukan apakah telah konsisten dilakukan,
memverisfikasi ketepatan klasifikasi serta pengendalian internal yang dapat
menimbulkan misklasifikasi transaksi pengeluaran yang signifikan. Auditor harus
melakukan vouching jika menyimpulkan kesalahan yang material mungkin terjadi.
3. Memverifikasi
pelapasan tahun berjalan. Pengendalian internal yang baik meminimalkan salah
saji, tujuan auditor memverifikasi penjualan adalah untuk mengumpulkan butti
bahwa semua telah dicatat dengan benar. Pengujian detail tie-in atas skedul
yang mencatat pelapasan sangat diperlukan. Kelalaian mencatat pelepasan
peralatandalam bisnis sangat penting karena dapat mempengaruhi laporan keuangan
secara signifikan. Terdapat beberapa prosedur yang seringkali digunakan untuk
verifikasi pelepasan yaitu: mereview apakah aset yang baru diakusisi menggantikan
aset yang ada, menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset,
mereview dokumen terkait indikasi penghapusan peralatan, melakukan Tanya jawab
mengenai kemungkinan pelepasan aset.
4. Memverifikasi
saldo akhir akun aset. Terdapat dua tujuan auditor ketika mengaudit saldo akhir
akun aset yaitu semua peralatan yang tertercatat ada secara fisik pada tanggal
neraca (eksistensi) dan semua peralatan yang dimiliki telah dicatat
(kelengakapan). Ketika merancang pengujia audit untuk memenuhi kedua tujuan audit
tersebut pertama harus menilai risiko pengendalian, kemudian memutuskan apakah
perlu verifikasi eksistensi setiap item peralatan yang tercabtum dalam file
induk. Penyajian dan pengungkapan yang tepat dalam laporan keuanfan harus
dievaluasi secara hati-hati untuk memastikan PABU telah dipatuhi.
5. Memverifikasi
beban penyusutan. Tujuan audit berkait saldo yang paling penting untuk beban
penyusutan adalah keakuratan yaitu: kebijakan penyusutan yang konsisten dan
penghitungan klien sudah benar.
6. Memverifikasi
saldo akhir akumulasi penyusutan. Terdapat dua tujuan audit yang biasanya
ditenakan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan: akumulasi
penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar
umum, akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat. Umur perlatan mungkin
saja berkurang secara secara signifikan karena factor tertentu sehingga auditor
harus mengevaluasi kememadaian penyisihan untuk akumulasi penyusutan.
Tujuan
III: Merancang dan melaksanakan pengujian audit atas beban dibayar di muka
Ø
Terdapat jenis beban di bayar dimuka
termasuk didalamnya beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud. Akan
dijelaskan pengujian audit beban dibayar muka karena dinilai sebagai sampel
representative.
a. Tinjauan
terhadap asuransi dibayar dimuka. Terdapat hubungan asuransi dibayar dimuka
yang didebet dari siklus akuisisi dan pembayaran. Sehingga dilakukan pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi akuisisi serta pengeluaran kas.
b. Pengendalian
internal. Terdapat tiga kategori yaitu pengendalian terhadap akuisisi dan
pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi dan pengendalian
terhadap penghapusan beban asuransi.
c. Pengujian
audit. Terkait dengan pengujian audit, biasanya auditor melakukan prosedur analitis
berikut: membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan
tahun sebelumnya, menghitung rasio asuransi dibayar dimuka terhadap beban
asuransi dana membandingkannya dengan tahun sebelumnya, membandingkan setiap
cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari klien dengan
skedul tahun sebelumnya, membandingkan saldo asuransi dibayar dimuka yang
dihitung selama tahun berjalanatas dasar polis per polis dengan yang ada pada
tahun sebelumnya, mereview cakupan akuntansi yang terangkum pada skedul
asuransi dibayar dimuka dengan pejabat klien yang berwenag atau briker
asuransi.
Terkait
dengan pengujian audit, makan tujuan audit berkait saldo untuk audit atas beban
dibayar dimuka yaitu: polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar dimuka
memang ada dan polis yang telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan), klien
memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar dimuka
(Hak), jumlah yang dibayar dimuka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah
dijumlahkan dengan benar dan sama dengan buku besar umum (keakuratan detail
tie-in), beban asuransi yang berakaitan telah diklasifikasikan (klasifikasi),
transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas)
Tujuan IV: Merancang
dan melaksanakan pengujian audit atas kewajiban akrual
Ø
Terdapat berbagai jenis yang dimasukkan
dalam kewajiban akrual. Verifikasi beban akrual tergantung pada sifat akrual
dan situasi yang dihadapi klien.
Audit
pajak properti akrual: penekanan dalam pengujian diberikan pada kewajiban pajak
properti akhir dan pembayaran, dalam hal ini delapan tujuan audit berkait saldo
bersifat relevan, kecuali nilai realisasi. Dua yang paling penting yaitu: properti
yang ada pada skedul akrual sudah tetap untuk mengakrualkan pajak (kelengkapan)
dan pajak properti akrual telah dicatat secara akurat (keakuratan)
Tujuan
V: Marancang dan melaksanakan pengujian audit akun laba dan beban
Audit atas akun laba dan beban berkaiatn secara langsung dengan
neraca dan bukan merupakan bagian terpisah dari proses audit. Terdapat
pendekatan untuk mengaudit akun laba dan beban yaitu: prosedur analistis,
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, pengujia atas
rincian saldo. Sebagaimana penjelasan berikut.
1.
Prosedur analitis. Dilakukan dengan
membuat suatu prosedur analitis yang dianggap sebagai bagian dari pengujian
kewajaran penyajian baik dalam akun neraca ataupun laba rugi. Kemudian
dibandingkan pada setiap prosedur analitis dengan kemungkinan salah saji yang
mungkin terjaadi.
2.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi. Sarana yang paling penting untuk memverisfikasi banyak akun
laporan laba rugi pada setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian
internal dan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi.
Baik pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki
dampak yang sama terhadap laporan posisi keuangan dan neraca.
3.
Pengujian atas rincian saldo. Dalam hal
ini terbagi menjadi dua yaitu:
a. Analisis
beban. Melibatkan pemeriksaan terhadap dokumntasi yang mendasari setiap
transaksi, auditor perlu memverifikasi transaksi pada akun khusus untuk
menentukan bahwa sudah diklasifikasikan secara benar dan dicacat secara akurat.
Auditor sering kali menganalisis akun berikut untuk mencegah salah saji yang
material: akun beban reparasi dan pemeliharaan, beban sewa dan lease, beban
hukum.
Alokasi. Beberapa akun beban berasal dari
alokasi data akuntansi dan bukan beban, seperti penyusutan, deplesi dan
amortisasi hak cipta serta biaya katalog. Alokasi overhead manufaktur antara
persediaan dengan harga pokok penjualan merupakan contoh jenis alokasi lainnya
yang mempengaruhi beban. Jika klien tidak mengikuti PABU atau lalai menghitung
alokasi secara benar dapat mengakiibatkan salah saji secara material. Dua
prosedur audit yang penting untuk mengaudit alokasi adalah pengujian atas
kelayakan secara keseluruhan dengan menggunakan prosedur analitis dan
penghitungan ulang hasil klien.
Referensi :
Arens,
Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing
and Assurance Services; An Integrated
Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar