Rabu, 13 April 2016

Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran: Verifikasi Akun Terpilih


Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran: Verifikasi Akun Terpilih
rohmafrida@gmail.com

Tujuan 1: Mengenali berbagai akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Ø  Terdapat beberapa akun kunci yang terkait dengan dalam siklus akusisi dan pembayaran antara lain: properti, pabrik, peralatan, beban dibayar dimuka, kewajiban lainnya, laba dan akun beban.
Tujuan II: Merancang dan melaksanakan pengujian audit atas properti, pabrik dan peralatan serta akun terkait lainnya
Ø  Akuisisi properti, pabrik dan peralatan dilakukan melalui siklus akuisisi dan pembayaran.
Ø  Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo lainnya dala siklus akuisisi dan pembayaran antara lain: mengidentifikasi risiko bisnis klien, menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi, menilai risiko pengendalian, merancang dan melaksanakn pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran, merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun lainnya serta merancang pengujian saldo akun lainnya untuk memenuhi tujuan audit yang berkait saldo.
Ø  Tinjauan atas akun yang berkaitan dengan peralatan, pendebetan peralatan berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran cacatan akuntansi yang utama untuk properti, pabrik dan peralatan umumnya berupa file induk aset tetap.
Ø  Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan manufaktur dengan aset lancar karena: biasanya akuisisi peralatan manufaktur jarang dilakukan pada periode berjalan, jumlah akuisisi sering kali material, peralatan  mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun. Karena perbedaan itulah audir atas peralatan manufaktur lebih menekankan pada verifikasi akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan. Selain itu umur ekspektasi dari aset memerlukan keterkaitan dengan akun penyusutan,
Ø  Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun yang terkait, auditor harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:
1.      Melaksanakan prosedur analitis. Hal ini tergantung pada operasi klien dan menilai kemungkinan salah saji yang material pada akun beban dan akumulasi penyusutan.
2.      Memverifikasi akuisisi tahun berjalan. Perusahaan harus mencatat penambahan pada tahun berjalan dengan benar karena aset memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan. Karena pentingnya akuisisi pariode berjalan dalam audit peralatan, auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit yang berkait saldo sebagai kerangka referensi bagi pengujian atas rincian saldo yaitu detail tie-in, eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas dan hak. Nilai realisasi tidak digunakan karena lebih terkait pada verifikasi saldo akhir.
            Terkait dengan verifikasi akuisisi tahun berjalan, pengujian audit aktual, luas pengujian dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah saji yang dapat ditoleransi, risiko inheren dan penilaian risiko pengendalian. Dalam pengujian akuisisi aditor harus memahami PABU dan memastikan klien mengikuti persyaratan standar akuntansi, selain itu auditor jug harus mengetahui kebijakan kapitalisasi klien dan menetukan apakah telah konsisten dilakukan, memverisfikasi ketepatan klasifikasi serta pengendalian internal yang dapat menimbulkan misklasifikasi transaksi pengeluaran yang signifikan. Auditor harus melakukan vouching jika menyimpulkan kesalahan yang material mungkin terjadi.
3.      Memverifikasi pelapasan tahun berjalan. Pengendalian internal yang baik meminimalkan salah saji, tujuan auditor memverifikasi penjualan adalah untuk mengumpulkan butti bahwa semua telah dicatat dengan benar. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat pelapasan sangat diperlukan. Kelalaian mencatat pelepasan peralatandalam bisnis sangat penting karena dapat mempengaruhi laporan keuangan secara signifikan. Terdapat beberapa prosedur yang seringkali digunakan untuk verifikasi pelepasan yaitu: mereview apakah aset yang baru diakusisi menggantikan aset yang ada, menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset, mereview dokumen terkait indikasi penghapusan peralatan, melakukan Tanya jawab mengenai kemungkinan pelepasan aset.
4.      Memverifikasi saldo akhir akun aset. Terdapat dua tujuan auditor ketika mengaudit saldo akhir akun aset yaitu semua peralatan yang tertercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi) dan semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengakapan). Ketika merancang pengujia audit untuk memenuhi kedua tujuan audit tersebut pertama harus menilai risiko pengendalian, kemudian memutuskan apakah perlu verifikasi eksistensi setiap item peralatan yang tercabtum dalam file induk. Penyajian dan pengungkapan yang tepat dalam laporan keuanfan harus dievaluasi secara hati-hati untuk memastikan PABU telah dipatuhi.
5.      Memverifikasi beban penyusutan. Tujuan audit berkait saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah keakuratan yaitu: kebijakan penyusutan yang konsisten dan penghitungan klien sudah benar.
6.      Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan. Terdapat dua tujuan audit yang biasanya ditenakan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan: akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar umum, akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat. Umur perlatan mungkin saja berkurang secara secara signifikan karena factor tertentu sehingga auditor harus mengevaluasi kememadaian penyisihan untuk akumulasi penyusutan.

Tujuan III: Merancang dan melaksanakan pengujian audit atas beban dibayar di muka
Ø  Terdapat jenis beban di bayar dimuka termasuk didalamnya beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud. Akan dijelaskan pengujian audit beban dibayar muka karena dinilai sebagai sampel representative.
a.       Tinjauan terhadap asuransi dibayar dimuka. Terdapat hubungan asuransi dibayar dimuka yang didebet dari siklus akuisisi dan pembayaran.  Sehingga dilakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akuisisi serta pengeluaran kas.
b.      Pengendalian internal. Terdapat tiga kategori yaitu pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi dan pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi.
c.       Pengujian audit. Terkait dengan pengujian audit, biasanya auditor melakukan prosedur analitis berikut: membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun sebelumnya, menghitung rasio asuransi dibayar dimuka terhadap beban asuransi dana membandingkannya dengan tahun sebelumnya, membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya, membandingkan saldo asuransi dibayar dimuka yang dihitung selama tahun berjalanatas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya, mereview cakupan akuntansi yang terangkum pada skedul asuransi dibayar dimuka dengan pejabat klien yang berwenag atau briker asuransi.
            Terkait dengan pengujian audit, makan tujuan audit berkait saldo untuk audit atas beban dibayar dimuka yaitu: polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar dimuka memang ada dan polis yang telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan), klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar dimuka (Hak), jumlah yang dibayar dimuka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan dengan benar dan sama dengan buku besar umum (keakuratan detail tie-in), beban asuransi yang berakaitan telah diklasifikasikan (klasifikasi), transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas)

Tujuan IV: Merancang dan melaksanakan pengujian audit atas kewajiban akrual
Ø  Terdapat berbagai jenis yang dimasukkan dalam kewajiban akrual. Verifikasi beban akrual tergantung pada sifat akrual dan situasi yang dihadapi klien.
      Audit pajak properti akrual: penekanan dalam pengujian diberikan pada kewajiban pajak properti akhir dan pembayaran, dalam hal ini delapan tujuan audit berkait saldo bersifat relevan, kecuali nilai realisasi. Dua yang paling penting yaitu: properti yang ada pada skedul akrual sudah tetap untuk mengakrualkan pajak (kelengkapan) dan pajak properti akrual telah dicatat secara akurat (keakuratan)

Tujuan V: Marancang dan melaksanakan pengujian audit akun laba dan beban
      Audit atas akun laba dan beban berkaiatn secara langsung dengan neraca dan bukan merupakan bagian terpisah dari proses audit. Terdapat pendekatan untuk mengaudit akun laba dan beban yaitu: prosedur analistis, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, pengujia atas rincian saldo. Sebagaimana penjelasan berikut.
1.      Prosedur analitis. Dilakukan dengan membuat suatu prosedur analitis yang dianggap sebagai bagian dari pengujian kewajaran penyajian baik dalam akun neraca ataupun laba rugi. Kemudian dibandingkan pada setiap prosedur analitis dengan kemungkinan salah saji yang mungkin terjaadi.
2.      Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Sarana yang paling penting untuk memverisfikasi banyak akun laporan laba rugi pada setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi. Baik pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki dampak yang sama terhadap laporan posisi keuangan dan neraca.
3.      Pengujian atas rincian saldo. Dalam hal ini terbagi menjadi dua yaitu:
a.       Analisis beban. Melibatkan pemeriksaan terhadap dokumntasi yang mendasari setiap transaksi, auditor perlu memverifikasi transaksi pada akun khusus untuk menentukan bahwa sudah diklasifikasikan secara benar dan dicacat secara akurat. Auditor sering kali menganalisis akun berikut untuk mencegah salah saji yang material: akun beban reparasi dan pemeliharaan, beban sewa dan lease, beban hukum.
Alokasi. Beberapa akun beban berasal dari alokasi data akuntansi dan bukan beban, seperti penyusutan, deplesi dan amortisasi hak cipta serta biaya katalog. Alokasi overhead manufaktur antara persediaan dengan harga pokok penjualan merupakan contoh jenis alokasi lainnya yang mempengaruhi beban. Jika klien tidak mengikuti PABU atau lalai menghitung alokasi secara benar dapat mengakiibatkan salah saji secara material. Dua prosedur audit yang penting untuk mengaudit alokasi adalah pengujian atas kelayakan secara keseluruhan dengan menggunakan prosedur analitis dan penghitungan ulang hasil klien.
 
 
Referensi :
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing and Assurance Services; An Integrated Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar