Senin, 11 April 2016

Sampling Audit Untuk Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi



Sampling Audit Untuk Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi
rohmafrida@gmail.com
A.    Konsep Sampel Respresentatif
Ø  Sampling representatif merupakan sampling yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi, yang berarti bahwa item yang dijadikan sampling memiliki karakteristik yang sama dengan yang tidak dijadikan sampling.
Ø  Hasil sampling dapat menjadi tidak representatif karena adanya kesalahan, risiko sampling akibat kesalahan ini antara lain:
1.      Risiko sampling adalah auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampling populasi tidak representatif.
2.      Risiko nonsampling adalah auditor tidak menemukan pengecualian yang terdapat dalam sampling yang digunakan.
Ø  Terdapat dua cara untuk mengendalikan risiko sampling yaitu menyesuaikan ukuran sampling dan menggunakan metoda pemilihan item sampling yang tepat dari populasi.
B.     Membedakan Sampling Statistik dan Nonstatistik serta Sampling Probabilistik dan Nonprobabilistik
Ø  Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu sampling statistik dan sampling nonstatistik, keduanya termasuk dalam kategori yang sama karena melibatkan tiga tahap yaitu:
1.      Perencanaan sampling
2.      Pemilihan sampling
3.      Pengevaluasian hasil, yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.
Ø  Sampling statistik adalah auditor memilih item sampling dengan aturan matematika sehingga dapat mengkuantifikasi atau mengukur sampel.
Ø  Sampling nonstatistik atau sampling pertimbangan adalah auditor memilih item sampling berdasarkan keyakinan bahwa sampling tersebut akan memberikan informasi paling bermanfaat dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan.
C.     Pemilihan Sampling
Ø  Terdapat 2 jenis pemilihan sampling dapat dilakukan:
1.      Pemilihan sampling probabilistik: pemilihan sampling secara acak sehingga setiap item memiliki probalitas sama untuk terpilih.
2.      Pemilihan sampling nonprobabilistik: pemilihan sampling dengan menggunakan pertimbangan professional bukan dengan menggunakan metode probabilistik.
Ø  Penerapan pemilihan sampling statistik dan nonstatistik dalam praktek metode pemilihan sampling:
Metode pemilihan sampling probabilistik antara lain:
1.      Pemilihan sampling acak sederhana yaitu setiap item populasi mungkin memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampling, dengan menggunakan tabel angka acak. Selain itu juga dapat menggunakan angka acak yang dihasilkan oleh komputer dengan beberapa keunggulan antara lain penghematan waktu, berkurangnya kemingkinan kesalah dalam memilih angka dan dokumentasi otomatis.
2.      Pemilihan sampling sistematis yaitu pemilihan sampling berdasarkan item yang dihitung dengan menggunakan ukuran interval. Metode pemilihan sampling sistemastis memiliki keunggulan yaitu lebih mudah digunakan dan lebih mudah untuk mengembangkan dokumentasi yang sesuai, namun juga mempunyai kekurangan yaitu kemungkinan terjadi bias.
3.      Probabilitas proporsional untuk ukuran pemilihan sampling yaitu pemilihan sampling pada item populasi dengan jumlah tercatat lebih besar dinilai lebih menguntungkan untuk dipilih Terdapat dua cara untuk memperoleh sampling seperti ini yaitu mengambil sampling dengan probabilitas proporsional ataupun membagi populasi ke dalam subpopulasi.
Metode pemilihan sampling nonprobabilistik antara lain:
1.      Pemilihan sampling sembarangan yaitu pemilihan sampling tanpa bias yang tanpa memandang ukuran, sumber dan karakteristik lain yang sengaja dilakukan oleh auditor. Terdapat kekurangan dalam sampling sembarang yaitu sulitnya menjaga supaya tidak bias dalam pemilihan sampling, namun metode ini bermanfaat digunakan jika biaya metode pemilihan sampling lebih mahal melebihi manfaat yang diperoleh.
2.      Pemilihan sampling blok yaitu auditor memilih pos pertama dalam suatu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan. Namun penggunaan sampling blok hanya dapat diterima jika jumlah blok yang digunakan amsuk akal, jika hanya menggunkana sedikit blok maka probabilitas sampling nonrepresentatif yang diperoleh akan sanagt besar.
D.    Sampling untuk pengecualian
Ø  Tingkat keterjadian atau tingkat pengecualian adalah jumlah item yang dari populasi yang berisikan karakteristik atau atribut kepentingan.
Ø  Terdapat tiga jenis pengecualian yang diperhatikan oleh auditor dan langkah melakukan pengujian antara lain yaitu:
1.      Penyimpangan dari pengendalian yang ditetapkan oleh klien, cara  pengujian menggunakan sampling audit untuk mengukur tingkat pengecualian dalam pengujian pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas transaksi
2.      Salah saji moneter dalam populasi data transaksi, menggunakan cara pengujian yang sama dengan peyimpangan pertama
3.      Salah saji moneter dalam populasi rincian saldo, memutuskan tingkat salah saji material atau tidak dan mengukurnya dengan nilai mata uang bukan tingkat pengecualian.
Ø  Estimasi terbaik adalah tingkat pengecualian untuk suatu sampling dapat digunakan untuk mengetimasi populasi.
Ø  Kesalahan sampling adalah perbedaan tingkat pengecualian sampling dengan tingkat pengecualian populasi.
Ø  CUER yang merupakan batas dari estimasi interval adalah tingkat pengecualian atas yang dihitung.
E.     Aplikasi Sampling Audit Nonstatistik
Terdapat tiga tahap dan empat belas langkah menggunakan sample nonstatistik dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas tansaksi, yaitu:
Tahap I: Merencanakan Sampel
1.      Menyatakan tujuan pengujian audit: yaitu untuk menguji keefektifan pengendalian dan menentukan salah saji dalam transaksi.
2.      Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan: yaitu dengan cara melakukan prosedur analitis, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
3.      Mengidentifikasi atribut dan kondisi pengecualian.
4.      Mendefinisikan populasi.
5.      Mendefinisikan unit sampling.
6.      Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER)
7.      Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah (ARO)
8.      Menguji tingkat pengecualian awal populasi
9.      Menentukan ukuran sampel awal: terdapat 4 tahap yaitu ukuran populasi, TER, ARO, EPER
Tahap II : Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit
10.  Memilih sampel, terdapat hal yang perlu diperhatikan auditor agar klien tidak merubah sampel yaitu auditor tidak boleh memberi tahu klien akun yang akan di audit dan harus segera mengendalian sapel setelah klien menyediaka dokumen
11.  Melaksanakan prosedur audit: memeriksa setiap item dalam sampel, mendokumentasikan pengujian dan pengendalian informasi,
Tahap III: Mengevaluasi hasil
12.  Menggeneralisasi dari sampel ke populasi
13.  Menganalisi pengecualian
14.  Memutuskan akseptabilitas populasis
Semua dari keseluruhan 14 langkah yang ada pada langkah nonstatistik juga berlaku untuk sampling statistik.
F.      Sampling Audit Statistik dan Distribusi Sampling
Ø  Sampling atribut merupakan metode sampling statistik yang paling sering digunakan untuk menguji pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, dalam pengujian dan pengendalian hampir sama dengan sampling nonstatistik, hanya saja perhitungan ukuran sampel awal menggunakan tabel dikembangkan dari ditribusi probabilitas statistik.
Ø  Distribusi sampling merupakan ditribusi frekuensi dari semua sampel berukuran khusus yang diperoleh dari beberapa populasi yang memiliki karakteristik tertentu. Dimana sampling atribusi didasarkan pada distribusi binomial yang mana setiap sampel dalam populasi memiliki satu dari dua nilai mungkin, seperti ya/tidak.
G.    Aplikasi Sampling Atribut
Ø  Pada prinsipnya bahwa empat belas langkah untuk sampling nonstatistik sama dan dapat diterapkan pada sampling atribut hanya saja terdapat beberapa bagian yang berbeda antara keduanya yaitu:
a.       Dalam menetapkan ARO, untuk nonstatistik menggunakan risiko rendah, sedang, tinngi dan untuk statistik menggunakan risiko dengan angka. Selain itu metodenya berbeda karena auditor harus mengevaluasi dengan angka.
b.      Dalam menentukan ukuran sampel, untuk faktor penentunya sama yaitu terdapat empat faktor. Namun dalam menentukan ukuran sdengan menggunakan program komputer atau tabel yang  dikembangkan dari rumus statistik.
Jika menggunakan tabel maka auditor, maka diperlukan empat langkah berikut:
1.      Memilih tabel yang berhubungan dengan ARO
2.      Menempatkan TER pada bagian atas tabel
3.      Menempatkan EPER pada kolom paling kiri
4.      Membaca kebawah kolom TER yang sesuai hingga berpotongan dengan baris EPER yang tepat, angka pada perpotongan merupakan ukuran sampel awal.
c.       Dampak ukuran populasi, dengan teori statistik pada penerapan sampling atribut ukuran populasi tidak dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel.
d.      Memilih sampel, terdapat perbedaan antara pemilihan sampel statistik dan nonstatistik yang terletak pada bahwa metode probabilistik harus digunakan pada sampling statistik, baik samplik acak sederhana mauupun sistematis.
e.       Dalam mengevaluasi hasil dengan menggeneralisasikan dari sampel ke populasi untuk sampling atribut menggunakan CUER dengan ARO tertentu dengan komputer khusus atau tabel dengan rumus statistik.
H.    Kebutuhan Pertimbangan Profesional
Ø  Sampling atribut juga mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan professional.
Ø  Dalam pemilihan ukuran sampel walaupun menggunakan TER dan ARO masih memerlukan tingkat petimbangan profesionalisme yang tinggi, serta EPER juga memerlukan estimasi yang cermat.

Referensi :
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing and Assurance Services; An Integrated Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014.

1 komentar:

  1. terima kasih atas artikelnya. saya telah menggunakan untuk presentasi tugas power point

    BalasHapus