Sampling Audit Untuk Pengujian
Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi
rohmafrida@gmail.com
A. Konsep
Sampel Respresentatif
Ø Sampling
representatif merupakan sampling yang karakteristiknya hampir sama dengan yang
dimiliki oleh populasi, yang berarti bahwa item yang dijadikan sampling memiliki
karakteristik yang sama dengan yang tidak dijadikan sampling.
Ø Hasil
sampling dapat menjadi tidak representatif karena adanya kesalahan, risiko sampling
akibat kesalahan ini antara lain:
1. Risiko
sampling adalah auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampling populasi
tidak representatif.
2. Risiko
nonsampling adalah auditor tidak menemukan pengecualian yang terdapat dalam sampling
yang digunakan.
Ø Terdapat
dua cara untuk mengendalikan risiko sampling yaitu menyesuaikan ukuran sampling
dan menggunakan metoda pemilihan item sampling yang tepat dari populasi.
B. Membedakan
Sampling Statistik dan Nonstatistik serta Sampling Probabilistik dan
Nonprobabilistik
Ø Metode
sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu sampling statistik
dan sampling nonstatistik, keduanya termasuk dalam kategori yang sama karena
melibatkan tiga tahap yaitu:
1. Perencanaan
sampling
2. Pemilihan
sampling
3. Pengevaluasian
hasil, yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.
Ø Sampling
statistik adalah auditor memilih item sampling dengan aturan matematika
sehingga dapat mengkuantifikasi atau mengukur sampel.
Ø Sampling
nonstatistik atau sampling pertimbangan adalah auditor memilih item sampling
berdasarkan keyakinan bahwa sampling tersebut akan memberikan informasi paling
bermanfaat dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan.
C. Pemilihan
Sampling
Ø Terdapat
2 jenis pemilihan sampling dapat dilakukan:
1. Pemilihan
sampling probabilistik: pemilihan sampling secara acak sehingga setiap item
memiliki probalitas sama untuk terpilih.
2. Pemilihan
sampling nonprobabilistik: pemilihan sampling dengan menggunakan pertimbangan
professional bukan dengan menggunakan metode probabilistik.
Ø Penerapan
pemilihan sampling statistik dan nonstatistik dalam praktek metode pemilihan sampling:
Metode
pemilihan sampling probabilistik antara lain:
1. Pemilihan
sampling acak sederhana yaitu setiap item populasi mungkin memiliki kesempatan
yang sama untuk dijadikan sampling, dengan menggunakan tabel angka acak. Selain
itu juga dapat menggunakan angka acak yang dihasilkan oleh komputer dengan
beberapa keunggulan antara lain penghematan waktu, berkurangnya kemingkinan
kesalah dalam memilih angka dan dokumentasi otomatis.
2. Pemilihan
sampling sistematis yaitu pemilihan sampling berdasarkan item yang dihitung
dengan menggunakan ukuran interval. Metode pemilihan sampling sistemastis
memiliki keunggulan yaitu lebih mudah digunakan dan lebih mudah untuk
mengembangkan dokumentasi yang sesuai, namun juga mempunyai kekurangan yaitu
kemungkinan terjadi bias.
3. Probabilitas
proporsional untuk ukuran pemilihan sampling yaitu pemilihan sampling pada item
populasi dengan jumlah tercatat lebih besar dinilai lebih menguntungkan untuk
dipilih Terdapat dua cara untuk memperoleh sampling seperti ini yaitu mengambil
sampling dengan probabilitas proporsional ataupun membagi populasi ke dalam
subpopulasi.
Metode pemilihan sampling
nonprobabilistik antara lain:
1. Pemilihan
sampling sembarangan yaitu pemilihan sampling tanpa bias yang tanpa memandang
ukuran, sumber dan karakteristik lain yang sengaja dilakukan oleh auditor.
Terdapat kekurangan dalam sampling sembarang yaitu sulitnya menjaga supaya
tidak bias dalam pemilihan sampling, namun metode ini bermanfaat digunakan jika
biaya metode pemilihan sampling lebih mahal melebihi manfaat yang diperoleh.
2. Pemilihan
sampling blok yaitu auditor memilih pos pertama dalam suatu blok, dan sisanya
dipilih secara berurutan. Namun penggunaan sampling blok hanya dapat diterima
jika jumlah blok yang digunakan amsuk akal, jika hanya menggunkana sedikit blok
maka probabilitas sampling nonrepresentatif yang diperoleh akan sanagt besar.
D. Sampling
untuk pengecualian
Ø Tingkat
keterjadian atau tingkat pengecualian adalah jumlah item yang dari populasi yang
berisikan karakteristik atau atribut kepentingan.
Ø Terdapat
tiga jenis pengecualian yang diperhatikan oleh auditor dan langkah melakukan
pengujian antara lain yaitu:
1. Penyimpangan
dari pengendalian yang ditetapkan oleh klien, cara pengujian menggunakan sampling audit untuk
mengukur tingkat pengecualian dalam pengujian pengendalian dan melakukan
pengujian substantif atas transaksi
2. Salah
saji moneter dalam populasi data transaksi, menggunakan cara pengujian yang
sama dengan peyimpangan pertama
3. Salah
saji moneter dalam populasi rincian saldo, memutuskan tingkat salah saji
material atau tidak dan mengukurnya dengan nilai mata uang bukan tingkat
pengecualian.
Ø Estimasi
terbaik adalah tingkat pengecualian untuk suatu sampling dapat digunakan untuk
mengetimasi populasi.
Ø Kesalahan
sampling adalah perbedaan tingkat pengecualian sampling dengan tingkat
pengecualian populasi.
Ø CUER
yang merupakan batas dari estimasi interval adalah tingkat pengecualian atas
yang dihitung.
E. Aplikasi
Sampling Audit Nonstatistik
Terdapat
tiga tahap dan empat belas langkah menggunakan sample nonstatistik dalam
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas tansaksi, yaitu:
Tahap
I: Merencanakan Sampel
1.
Menyatakan tujuan pengujian audit: yaitu
untuk menguji keefektifan pengendalian dan menentukan salah saji dalam
transaksi.
2.
Memutuskan apakah sampling audit dapat
diterapkan: yaitu dengan cara melakukan prosedur analitis, pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
3.
Mengidentifikasi atribut dan kondisi pengecualian.
4.
Mendefinisikan populasi.
5.
Mendefinisikan unit sampling.
6.
Menetapkan tingkat pengecualian yang
dapat ditoleransi (TER)
7.
Menetapkan risiko yang dapat diterima
atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah (ARO)
8.
Menguji tingkat pengecualian awal
populasi
9.
Menentukan ukuran sampel awal: terdapat
4 tahap yaitu ukuran populasi, TER, ARO, EPER
Tahap
II : Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit
10. Memilih
sampel, terdapat hal yang perlu diperhatikan auditor agar klien tidak merubah
sampel yaitu auditor tidak boleh memberi tahu klien akun yang akan di audit dan
harus segera mengendalian sapel setelah klien menyediaka dokumen
11. Melaksanakan
prosedur audit: memeriksa setiap item dalam sampel, mendokumentasikan pengujian
dan pengendalian informasi,
Tahap
III: Mengevaluasi hasil
12. Menggeneralisasi
dari sampel ke populasi
13. Menganalisi
pengecualian
14. Memutuskan
akseptabilitas populasis
Semua
dari keseluruhan 14 langkah yang ada pada langkah nonstatistik juga berlaku
untuk sampling statistik.
F. Sampling
Audit Statistik dan Distribusi Sampling
Ø Sampling
atribut merupakan metode sampling statistik yang paling sering digunakan untuk
menguji pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, dalam pengujian
dan pengendalian hampir sama dengan sampling nonstatistik, hanya saja
perhitungan ukuran sampel awal menggunakan tabel dikembangkan dari ditribusi
probabilitas statistik.
Ø Distribusi
sampling merupakan ditribusi frekuensi dari semua sampel berukuran khusus yang
diperoleh dari beberapa populasi yang memiliki karakteristik tertentu. Dimana
sampling atribusi didasarkan pada distribusi binomial yang mana setiap sampel
dalam populasi memiliki satu dari dua nilai mungkin, seperti ya/tidak.
G. Aplikasi
Sampling Atribut
Ø Pada
prinsipnya bahwa empat belas langkah untuk sampling nonstatistik sama dan dapat
diterapkan pada sampling atribut hanya saja terdapat beberapa bagian yang
berbeda antara keduanya yaitu:
a.
Dalam menetapkan ARO, untuk nonstatistik
menggunakan risiko rendah, sedang, tinngi dan untuk statistik menggunakan risiko
dengan angka. Selain itu metodenya berbeda karena auditor harus mengevaluasi
dengan angka.
b.
Dalam menentukan ukuran sampel, untuk faktor
penentunya sama yaitu terdapat empat faktor. Namun dalam menentukan ukuran
sdengan menggunakan program komputer atau tabel yang dikembangkan dari rumus statistik.
Jika menggunakan
tabel maka auditor, maka diperlukan empat langkah berikut:
1.
Memilih tabel yang berhubungan dengan ARO
2.
Menempatkan TER pada bagian atas tabel
3.
Menempatkan EPER pada kolom paling kiri
4.
Membaca kebawah kolom TER yang sesuai
hingga berpotongan dengan baris EPER yang tepat, angka pada perpotongan
merupakan ukuran sampel awal.
c.
Dampak ukuran populasi, dengan teori statistik
pada penerapan sampling atribut ukuran populasi tidak dipertimbangkan dalam
menentukan ukuran sampel.
d.
Memilih sampel, terdapat perbedaan
antara pemilihan sampel statistik dan nonstatistik yang terletak pada bahwa
metode probabilistik harus digunakan pada sampling statistik, baik samplik acak
sederhana mauupun sistematis.
e.
Dalam mengevaluasi hasil dengan
menggeneralisasikan dari sampel ke populasi untuk sampling atribut menggunakan
CUER dengan ARO tertentu dengan komputer khusus atau tabel dengan rumus statistik.
H. Kebutuhan
Pertimbangan Profesional
Ø Sampling
atribut juga mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan professional.
Ø Dalam
pemilihan ukuran sampel walaupun menggunakan TER dan ARO masih memerlukan
tingkat petimbangan profesionalisme yang tinggi, serta EPER juga memerlukan
estimasi yang cermat.
Referensi :
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark
S. Auditing and Assurance Services; An Integrated Approach, Edisi 15, Pearson
Education Limited 2014.
terima kasih atas artikelnya. saya telah menggunakan untuk presentasi tugas power point
BalasHapus