Sabtu, 17 September 2016

Hutang Jangka Panjang – Wesel Bayar

Dear All..
Hari ini saya berniat melengkapi tulisan yang sempat terposting sebelumnya hutang jangka panjang -obligasi, nah kali ini saya akan sedikit berbagi mengenai hutang jangka panjang-wesel bayar, semoga bermanfaat.

Hutang Jangka Panjang – Wesel Bayar
Summary by Frida F Rohma
Karakteristik dan Pengertian
Ø  Hutang Jangka Panjang yaitu pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin dimasa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.
Ø  Wesel bayar dinilai pada nilai sekarang dari arus kas dan bunga pokok masa depan, di mana setiap premi dan diskonto diamortisasi dengan cara yang sama selama umur manfaat wesel tersebut. Kieso at al (2011: 731)
Ø  Wesel bayar tidak dapat langsung dijual di pasar sekuritas publik yang terorganisasi seperti obligasi. Kieso at al (2011: 731)
Pengakuan
Ø  Kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi yang sebelumnya terjadi. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keterandalan, dan keberpautan.
Pengukuran
Ø  Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai implisit. Utang jangka panjang diukur dan diakui atas dasar jumlah rupiah yang diterima dalam penerbitan, sedangkan diskon dan premium merupakan jumlah rupiah penyesuaian bunga nominal untuk mendapatkan bunga efektif.
Ø  Pengukuran lebih ditekankan pada nilai wajar.
Ø  Jika wesel bayar diterbitkan untuk properti, pabrik dan peralatan maka Nilai sekarang instumen hutang diukur menurut nilai wajar propeti, barang atau jasa atau menurut jumlah yang secara layak mendekati nilai wajar wesel tersebut. Jika tidak ada suku bunga yang ditetapkan maka suku bunga adalah selisih antara nilai nominal wesel dan nilai wajar properti.
Penilaian dan Pengelompokan
Wesel Diterbitkan Pada Nilai Nominal:
      Kieso at al (2011: 732), menjelaskan apabila nilai sekarang wesel sama dengan nilai nominalnya, maka tidak ada premi atau dikonto yang diakui, dalam. Wesel yang tidak diterbitkan pada nilai nominal:
Wesel Diterbitkan Tidak Pada Nilai Nominal
Kieso at al (2011: 732-733) terdapat dua jenis wesel yang tidak diterbitkan pada nilai nominal yaitu wesel dengan bunga nol dan wesel berbunga.
1.Wesel Tanpa Bunga
Perusahaan penerbit mencatat perbedaan antara nilai nominal dan nilai sekarang kas yang diterima present value (harga jual) sebagai diskon yang diamortisasi sebagai beban bunga selama umur wesel.

2. Wesel berbunga
Ø Jika Suku bunga efektif lebih besar dari suku bunga yang ditetapkan, maka nilai wesel lebih kecil dari nilai nominal maka wesel tersebut dipertukarkan dengan diskon.
Ø  Jika nilai sekarang dari wesel lebih besar dari nilai nominal maka, maka wesel terasebut dipertukarkan dengan premi. Premi atas wesel bayar dapat dicatat sebagai kredit dan diamortisas dengan menggunakan metode bunga efektif .
Wesel bayar dalam situasi khusus
1.   Wesel diterbitkan untuk properti, barang dan jasa.
Ø Apabila instrument hutang tersebut dipertukarkan dengan properti, barang dan jasa dalam suatu transaksi pertukaran istimewa, maka suku Bunga ditetapkan dianggap layak kecuali jika tidak ada suku bunga yang ditetapkan atau suku Bunga yang ditetapkan tidak layak atau jumlah nominal yang ditetapkan dari instrument hutang itu secara material berbeda dengan harga jual tunai berjalan atas barang yang sama/serupa/dari nilai pasar berjalan instrument hutang tersebut.
2.   Pilihan Suku Bunga.
Ø Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar atas properti, barang, jasa, atau hak lainnya, dan belum ada pasar tersedia untuk wesel tersebut, maka perusahaan harus memperkirakan suku bunga yang dapat digunakan (imputation) di dalam menggunakan metode suku bunga efektif, dan suku bunga yang dihasilkan disebut dengan suku bunga terkait.
Ø Pemilihan suku bunga dipengaruhi oleh: suku bunga berlaku untuk instrumen sejenis, faktor seperti perjanjian pengikat, jaminan, jadwal pembayaran, dan suku bunga utama.

Wesel Bayar Hipotik (Mortage)
Ø  Wesel bayar hipotik adalah wesel promes yang dijamin dengan suatu dokumen yang disebut hipotik yang menggadaikan ha katas property sebagai jaminan.
Ø  Peminjam menerima kas dalam jumlah nominal wesel hipotik, kewajiban sebenarnya dan tidak ada premi atau diskon yang terlibat, kecuali dikenakan “poin” oleh debitur.
Ø  Bentuk paling umum untuk wesel bayar, dapat dibayarkan angsuran ataupun pada tanggal jatuh tempo, pemberi pinjaman sebagian mengganti bentuk tradisional hipotek suku bunga tetap dengan perjanjian hipotek alternatif.
Ø  Pemberi pinjaman menawarkan hipotek dengan suku bunga variabel, yang menawarkan suku Bunga terkait dengan perubahan suku bunga pasar.

Pengelompokan dan Pelaporan Kewajiban Jangka Panjang
Ø  Kewajiban jangka panjang memiliki dampak signifikan terhadap laporan arus kas perusahaan, maka persyaratan pelaporan harus substantif dan informatif. Terdapat pelaporan tambahan yang berhubungan dengan kewajiban jangka panjang.
1.      Pelunasan kewajiban jangka panjang
a.    Pelunasan dengan kas sebelum jatuh tempo.
      Jika harga reakuisisi lebih besar dari nilai buku bersih maka perusahaan harus mengakui kerugian dalam pencatatannya. Jika harga reakuisisi lebih rendah dari nilai buku bersih maka perusahaan harus mengakui keuntungan. Pada saat reakuisisi, maka premium atau diskon harus diamortisasi sampai tanggal reakuisisi.
b.   Pelunasan dengan pertukaran aset atau sekuritas
      Kreditur harus mencatat aset non-kas atau bunga ekuitas yang diterima pada nilai wajar. Debitur mengakui keuntungan sebesar kelebihan nilai buku terutang terhadap nilai wajar aset atau ekuitas yang ditransfer.
c.    Pelunasan dengan persyaratan modifikasi
            Kreditur dapat menawarkan satu atau kombinasi dari kombinasi berikut: pengurangan suku bunga nominal, perpanjangan jatuh tempo pembayaran nilai nominal utang, pengurangan nilai nominal utang, pengurangan atau penangguhan accrued interest. IFRS mengharuskan modifikasi untuk diperhitungkan sebagai pelunasan wesel lama dan penerbitan wesel baru yang diukur pada nilai wajar.

      2.   Opsi Nilai Wajar (Fair Value) 
·   Perusahaan dapat memilih mencatat pada nilai wajar pada akun untuk sebagian besar aset dan liabilitas keuangan, termasuk obligasi dan weset bayar. Pengukuran  instrumen keuangan pada nilai wajar memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat dipahami dari pada biaya amortisasi. Ketika mencatat pada nilai wajar, maka laba/rugi yang belum direalisasi dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih.
3.      Pembiayaan diluar neraca
·   Pembiayaan diluar neraca adalah suatu upaya untuk meminjam uang dengan cara sedemikian rupa sehingga kewajibannya tidak tercatat. Pembiayaan di luar neraca dapat mempunyai beberapa bentuk, antara lain: anak perusahaan yang tidak terkonsolidasi, entitas dengan tujuan khusus, lease operasi.
·   Dasar pemikiran pembiayaan diluar neraca adalah: peniadaan hutang akan mempertinggi mutu neraca, ketentuan pinjaman seringkali menetapkan pembatasan atas jumlah hutang yang dimilki perusahaan, jika aset dilaporkan pada nilai berjalan maka akan terdapat tekanan yang lebih ringan untuk perjanjian pembiayaan di luar neraca.

Pengungkapan
Ø  Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Jika hutang didanai kembali maka dilaporkan sebagai pos tidak lancar dengan catatan penjelas mengenai metode yang digunakan dalam liquidasinya.
Ø  Setiap kativa yang digadaikan sebagai jaminan hutang harus ditunjukkan dalam kelompok aktiva dalam neraca.

Ø  Nilai wajar juga harus diungkapkan jika dianggap praktis untuk mengungkapkan nilai wajarnya. Sehingga membantu pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi jumlah dan waktu dari arus kas masa depan

Referensi:
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weigent; and Terry D. Warfield, Intermediate Accounting IFRS             Edition. 2011. New York: John Willey & Sons, Inc

MODAL SAHAM BIASA

Hay guys..
untuk melengkapi tulisan dari modal saham beberapa hari yang lalu yang belum sempat terselesaikan berikut sedikit saya paparkan bagian kedua dari modal saham yakni modal saham biasa, semoga bermanfaat :)

MODAL SAHAM BIASA
Summary by Frida F Rohma


A.    Pengertian Saham dan Saham Biasa Dan Karekteristik Saham
Ø  Saham merupakan tanda bukti setoran pemilik terhadap sebuah perseroan. Terdapat beberapa karakteristik dari saham yaitu:
1.      Hak pembagian proporsional yang terdiri dari hak atas laba dan kerugian, hak untuk ikut dalam untuk memilih direktur (voting), hak atas aset saat likuidasi (proporsional), hak atas penerbitan saham baru untuk kelas saham yang sama.
2.      Memiliki resiko kerugian terbesar, hal ini terkait apabila terjadi liquidasi pada perusahaan.
3.      Memperoleh keuntungan atas keberhasilan perusahaan.
4.      Tidak ada jaminan memperoleh dividen dan aset atas pembubaran perusahaan.
Ø  Dalam setiap perseroan ada kelompok saham yang mewakili kepemilikan dasar, yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham Biasa adalah hak residu perseroan yang menanggung ririko besar bila terjadi kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Pegeang saham biasa tidak dijamin akan menerima dividen tetapi mereka ikut dalam manajemen perusahaan.

B.     Pengakuan Saham Biasa
Ø  Terdapat beberapa prosedur penerbitan saham sebelum saham dapat diakui yaitu:
1.      Tahap Persiapan: Persetujuan RUPS dan menunjuk penjamin emisi (underwriter)
2.      Tahap Pengajuan dan Pernyataan Pendaftaran: Otorisasi BAPEPAM-LK
3.      Tahap Penawaran/Penjualan Saham
4.      Tahap Pencatatan Saham Di Bursa Efek
Ø  Pengakuan: semua biaya langsung yang terkait atas penerbitan saham antara lain biaya penjamin emisi, akuntansi, biaya hukum, percetakan, pajak, dan lain sebagainya, mengurangi pendapatan atas penjualan saham. Oleh karena itu, biaya penerbitan didebet ke Tambahan Modal Disetor karena biaya tersebut tidak berhubungan dengan operasi perusahaan.

C.    Penerbitan Saham (Pengelompokan, Pengukuran dan Penilaian)
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerbitan saham pengelompokan saham, pengukuran saham dan penilaian saham sebagai berikut:
1.      Nilai Pari Saham
Ø  Pengukuran: Nilai pari saham tidak ada hubungannya dengan nilai wajar. Penerbitan saham dengan nilai pari saham yang rendah membantu perusahaan menghindari kewajiban kontinjensi ketika saham dijual di bawah pari.
Ø  Pencatatan: Saham biasa ataupun saham preferen akan merefleksikan nilai pari atas saham yang diterbitkan, akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan dan tidak ada ayat jurnal tambahan pada akun ini kecuali saham tambahan yang diterbitkan atau saham yang ditarik. Terdapat Agio sahan jiaka modal disetor melebihi nilai pari atau Tambahan Modal.

2.      Saham Tanpa Nilai Pari
Ø  Pengukuran: Jika saham tidak memiliki nilai pari maka perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar untuk nilai wajar tidak akan muncul. Terdapat alasan penerbitan saham tanpa nilai pari yaitu menghindari kewajiban kontinjensi, menghindari kebingungan di dalam pencatatan nilai par vs nilai pasar (fair market value).
Ø  Pencatatan: Saham tanpa nilai par harus dicatat sebesar nilai saat diterbitkan tanpa agio saham. Jika regulasi mengharuskan adanya nilai yang ditetapkan pada saham tanpa nilai pari, maka selisih nilai yang ditetapkan dengan harga saat diterbitkan dicatat sebagai agio saham.

Contoh: 1) Perusahaan memiliki 1.000 lembar saham biasa yang diotorisasi tanpa nilai par. Jika PT Merapi menerbitkan kembali 200 saham dengan harga Rp 500 per lembar saham. 2) Tetapi jika saham yang diterbitkan memiliki nilai yang ditetapkan sebesar Rp 200. Maka
1.      Kas            100,000
    Saham biasa                   100,000
2.      Kas           100,000
      Saham biasa              40,000
      Agio saham biasa      60,000

3.      Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya (Penjualan Lump Sum)
Ø  Pengukuran: Saham yang diterbitkan dengan sekuritas lain harus dipisahkan komponen ekuitas dan komponen lainnya, misal convertible bond, saham diterbitkan dengan opsi / warrant.
Ø  Pencatatan: Perusahaan menggunakan dua metode alokasi yang tersedia yaitu: pertama Metode Proporsional adalah jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya yang baik untuk menentukan nilai relative setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang diterima dialokasikan antara kelompok-kelompok sekuritas atas dasar proporsional. Kedua, Metode Inkremental adalah jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat ditentukan, maka metode incremental dapat digunakam. Nilai pasar sekuritas itu digunakan sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari nilai lump sum dialokasikan ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui.

4.      Saham yang Diterbitkan dalam Transaksi Nonkas
Ø  Pencatatan: Perusahaan harus mencatat saham yang diterbitkan dengan non-kas berdasarkan nilai wajar atas barang atau jasa yang diterima, jika nilai wajar atas barang dan jasa tidak dapat diukur dengan handal, gunakan nilai wajar saham yang diterbitkan.
Contoh:
Perusahaan menerbitkan saham biasa sebanyak 10.000 lembar dengan nilai par Rp 1000 untuk mendapatkan paten suatu produk, perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar saham dan paten, tetapi konsultan independen menentukan nilai wajar paten sebesar Rp 13.000.000, berdasarkan metode diskonto arus kas, maka:
Paten   13.000.000
            Saham biasa                10.000.000
            Agio saham biasa          3.000.000     


D. Pembelian Kembali Saham
Alasan perusahaan membeli kembali saham beredarnya sendiri:
Ø  Meningkatkan earnings per share dan ROA, menyediakan saham untuk kontrak kompensasi pegawai atau untuk memenuhi kebutuhan merger potensial, mengurangi usaha pengambilalihan atau untuk mengurangi jumlah pemegang saham, dengan mengurangi jumlah saham yang di publik, pemilik sekarang dan manajemen dapat menghindari pihak luar untuk mengendalikan perusahaan atau pengaruh yang signifikan, mempengaruhi harga pasar dengan meningkatkan permintaan harga stabil atau meningkat.

E.     Saham Treasuri
Ø  Saham treasuri tidak digolongkan ke dalam aset dan mengurangi nilai aset bersih. Kepemilikan saham treasuri tidak memberikan hak-hak pemegang saham.
Ø  Pembelian saham treasuri: terdapat dua metode yang umum digunakan yaitu Metode Biaya pendebetan akun saham treasuri untuk biaya reakusisi, serta pelaporan akun sebagai pengurangan total modal disetor dan laba ditahan di neraca.  Motode Nilai Pari atau Nilai Ditetapkan, semua transaksi saham treasuri pada nilai pari dan melaporkan hanya sebagai pengurang modal saham.
Ø  Penjualan Saham Treasuri: terdapat dua metode yang digunakan, yaitu Penjualan Saham Treasuri di Atas Harga Pokoknya (perbedaan dikredit ke Modal Disetor dari Saham Treasuri). Penjualan Saham Treasuri di Bawah Harga Pokok (perbedaan didebet ke Modal Disetor dari Saham Treasuri)
Ø  Penarikan Saham Treasuri: Penarikan saham treasuri mempunyai status sebagai saham yang diotorisasi dan saham yang belum diterbitkan, debet dilakukan ke akun modal disetor yang dapat diaplikasikan ke penarikan saham, bukan pada kas.

F.     Penyajian dan Pengungkapan

Ø  Saham biasa disajikan dalam laporan posisi keuangan pada bagian liabilitas dan ekuitas tepatnya dibagian ekuitas pada akun modal disetor yang mencakup saham preferen dan saham biasa, pengungkapan dividen dam dividen per saham juga diungkapkan khusunya bagi perusahaan go public, selain itu juga disajikan pada secara kesuluran pada laporan perubahan ekuitas secara lebih rinci.
"sesungguhnya tulisan ini masih belum selesai dan jauh dari kesempurnaan yang masih harus dilengkapi, namun tubuh sudah meminta haknya untuk diistirahatkan, selamat belajar, semangat berbagi dengan mengikat ilmu pada tulisan, Dan jika memberi manfaat itulah puncak bahagia"

Jumat, 16 September 2016

HUTANG JANGKA PANJANG – HUTANG OBLIGASI

Melanjutkan materi dan janji pada diri saya tempo hari, berikut ringkasan hutang jangka panjang khususnya obligasi dan untuk hutang jangka panjang terkait wesel bayar inshaa Allah akan segera saya resume, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan, Best regards

HUTANG JANGKA PANJANG – HUTANG OBLIGASI
summary by Frida rohma
A.    Pengertian
Ø  Hutang jangka panjang terdiri atas perkiraan aliran sumber daya keluar perusahaan akibat kewajiban yang tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu 1 tahun atau siklus operasi perusahaan, dalam Kieso et al (2014: 652)
Ø  Hutang jangka panjang memiliki berbagai ketentuan atau pembatasan untuk melindungi baik peminjam maupun pemberian pinjaman, Kieso et al (2014: 654)

B.     Jenis dan Rating Obligasi
Kieso et al (2014: 655) menjelaskan, terdapat beberapa jenis dan rating antara lain:
1.      Obligasi berjaminan dan tanpa pinjaman: obligasi debenture
2.      Obligasi berjangka obligasi berseri dan obligasi yang dapat di tebus:
3.      Obligasi konvertibel, obligasi didukung komuditas dan dengan diskonto yang besar
4.      Obligasi terdaftar terdaftar dan obligasi atas unjuk (kupon)
5.      Obligasi laba dan obligasi pendapatan.

C.    Penilaian Hutang Obligasi
Dalam penilaian hutang obligasi terdapat berbagai hal yang perlu diperhatikan.
1.      Penerbitan obligasi ke publik Emiten harus: menetapkan penjamin emisi, mendapatkan persetujuan regulasi atas penerbitan obligasi, menjalani proses audit, dan menerbitkan prospektus serta memiliki sertifikat obligasi tercetak.
2.      Harga jual atas penerbitan obligasi ditetapkan oleh: mekanisme permintaan dan penawaran, resiko relatif, kondisi pasar, keadaan ekonomi.
3.      Nilai obligasi pada present value dari arus kas masa depan yang diharapkan, yang terdiri atas bunga dan nilai nominal.
Nilai Sekarang (harga jual) obligasi = nilai sekarang dari pokok + nilai sekarang pembayaran bunga
Dalam penilaian suku bunga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.      Suku nominal/kupon/tercatat adalah suku bunga yang tertulis di dalam kontrak/perjanjian obligasi, di mana emiten menetapkan suku nominal dan dinyatakan sebagai persentase nilai nominal obligasi (nilai pari).
2.      Suku bunga pasar atau effective yield adalah suku bunga yang memberikan tingkat pengembalian sepadan dengan risiko, di mana merupakan nilai sesungguhnya yang diterima pemegang obligasi
3.      Jumlah bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi setiap periode
suku bunga nominal x nilai nominal obligasi
4.      Jumlah bunga yang dicatat sebagai beban oleh emiten
suku bunga pasar x nilai nominal obligasi
5.      Jika suku bunga pasar lebih rendah dari presentase nilai kupon obligasi maka obligasi dijual dengan premium, Jika suku bunga pasar sama dengan presentase nilai kupon obligasi maka obligasi dijual pada nilai nominal, Jika suku bunga pasar lebih tinggi dari presentase nilai kupon obligasi maka obligasi dijual dengan diskon.
Jurnal Akuntansi:
(Penerbitan Obligasi jika suku bunga nominal sama dengan suku bunga pasar)

01 Jan 15
(penerbitan)
Kas
Utang Obligasi
31 Des 15
(pengakuan)
Beban bunga obligasi
Utang bunga obligasi
01 Jan 16
(pembayaran bunga)
Utang bunga obligasi
Kas

Jurnal Akuntansi:
(Penerbitan Obligasi jika suku bunga nominal lebih tinggi suku bunga pasar)

01 Jan 15
(penerbitan)
Kas
Utang obligasi
31 Des 15
(pengakuan)
Beban bunga obligasi
Utang obligasi
Utang bunga obligasi
01 Jan 16
(pembayaran bunga)
Utang bunga obligasi
Kas

Jurnal Akuntansi:
(Penerbitan Obligasi jika suku bunga nominal lebih redah suku bunga pasar dan dibayarkan setiap setengah tahun)

01 Jan 15
(penerbitan)
Kas
Utang obligasi
01 Jul 15
Beban bunga obligasi
(pengakuan)
Utang obligasi
Kas
31 Des 15
(pengakuan)
Beban bunga obligasi
Utang obligasi
Utang bunga obligasi
01 Jan 16
(pembayaran bunga)
Utang bunga obligasi
Kas

D.    Obligasi Dijual dengan Diskon
Obligasi dijual lebih murah dari pada nilai nominal obligasi ketika:
1.      Investor bisa mendapatkan bunga lebih tinggi jika berinvestasi di tempat lain dengan tingkat resiko sepadan (suku bunga pasar lebih besar dari kupon obligasi).
2.      Investor tidak mau membeli pada harga nominal obligasi, mengingat jumlah kupon yang diterima tidak dapat diganti.
3.      Karena investor membeli obligasi lebih murah daripada nilai nominalnya, maka investor tetap mendapatkan tingkat pengembalian efektif (suku bunga pasar).

E.     Metode Suku Bunga Efektif
Ø  Obligasi diterbitkan dengan diskon, maka jumlah yang dibayar saat jatuh tempo lebih besar daripada harga penerbitan obligasi.
Ø  Obligasi diterbitkan dengan premium, maka perusahaan menjual obligasi dengan harga lebih tinggi daripada nilai nominal yang dibayarkan saat jatuh tempo.
Ø  Penyesuaian terhadap beban bunga obligasi dicatat melalui proses yang disebut amortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Ø  Dengan menggunakan metode suku bunga efektif, beban bunga periodik dicatat pada persentase konstan atas nilai buku obligasi.
Jumlah Amortisasi = beban bunga obligasi* – pembayaran bunga obligasi*
*Beban bunga obligasi = nilai tercatat obligasi pada awal periode X suku bunga efektif
*Pembayaran bunga obligasi = jumlah nominal obligasi X suku bunga ditetapkan

Ø  Obligasi dijual di antara tanggal pembayaran bunga:
1.      Pembeli obligasi akan membayar kepada penjual obligasi bunga akrual sejak tanggal terakhir pembayaran kupon sampai tanggal obligasi dijual.
2.      Pada tanggal pembayaran kupon selanjutnya, pembeli obligasi akan mendapatkan pembayaran kupon secara penuh.

SUMBER
Kieso, Donald E.; Jerry J. Weigent; and Terry D. Warfield, Intermediate Accounting IFRS             Edition, Second Edition. 2014. New York: John Willey & Sons, Inc.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, PSAK50 “Instrumen Keuangan dan Penyajian”