Hay guys..
untuk melengkapi tulisan dari modal saham beberapa hari yang lalu yang belum sempat terselesaikan berikut sedikit saya paparkan bagian kedua dari modal saham yakni modal saham biasa, semoga bermanfaat :)
MODAL SAHAM BIASA
Summary by Frida F Rohma
A.
Pengertian
Saham dan Saham Biasa Dan Karekteristik Saham
Ø Saham
merupakan tanda bukti setoran pemilik terhadap sebuah perseroan. Terdapat
beberapa karakteristik dari saham yaitu:
1. Hak
pembagian proporsional yang terdiri dari hak atas laba dan kerugian, hak untuk ikut
dalam untuk memilih direktur (voting), hak atas aset saat likuidasi
(proporsional), hak atas penerbitan saham baru untuk kelas saham yang sama.
2. Memiliki
resiko kerugian terbesar, hal ini terkait apabila terjadi liquidasi pada
perusahaan.
3. Memperoleh
keuntungan atas keberhasilan perusahaan.
4. Tidak
ada jaminan memperoleh dividen
dan aset atas pembubaran perusahaan.
Ø
Dalam setiap perseroan ada kelompok
saham yang mewakili kepemilikan dasar, yaitu saham biasa dan saham preferen.
Saham Biasa adalah hak residu perseroan yang menanggung ririko besar bila
terjadi kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Pegeang saham biasa
tidak dijamin akan menerima dividen tetapi mereka ikut dalam manajemen
perusahaan.
B.
Pengakuan
Saham Biasa
Ø Terdapat
beberapa prosedur penerbitan saham sebelum saham dapat diakui yaitu:
1.
Tahap Persiapan: Persetujuan RUPS dan
menunjuk penjamin emisi (underwriter)
2.
Tahap Pengajuan dan Pernyataan
Pendaftaran: Otorisasi BAPEPAM-LK
3.
Tahap Penawaran/Penjualan Saham
4.
Tahap Pencatatan Saham Di Bursa Efek
Ø Pengakuan:
semua biaya langsung yang terkait atas penerbitan saham antara lain biaya
penjamin emisi, akuntansi, biaya hukum, percetakan, pajak, dan lain sebagainya,
mengurangi pendapatan atas penjualan saham. Oleh karena itu,
biaya penerbitan didebet ke Tambahan Modal Disetor karena biaya tersebut tidak
berhubungan dengan operasi perusahaan.
C. Penerbitan Saham (Pengelompokan, Pengukuran dan Penilaian)
Terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penerbitan saham pengelompokan saham, pengukuran saham
dan penilaian saham sebagai berikut:
1.
Nilai Pari Saham
Ø Pengukuran: Nilai pari saham tidak ada hubungannya dengan nilai
wajar. Penerbitan saham dengan nilai pari saham yang rendah membantu perusahaan
menghindari kewajiban kontinjensi ketika saham dijual di bawah pari.
Ø Pencatatan: Saham biasa ataupun saham
preferen akan merefleksikan nilai pari atas saham yang diterbitkan, akun ini
dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan dan tidak ada ayat jurnal
tambahan pada akun ini kecuali saham tambahan yang diterbitkan atau saham yang
ditarik. Terdapat Agio sahan jiaka modal disetor melebihi nilai pari atau
Tambahan Modal.
2.
Saham Tanpa Nilai Pari
Ø Pengukuran: Jika saham tidak memiliki nilai pari maka perlakuan
yang dapat dipertanyakan dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar untuk nilai
wajar tidak akan muncul. Terdapat
alasan penerbitan saham tanpa nilai pari yaitu menghindari kewajiban
kontinjensi, menghindari
kebingungan di dalam pencatatan nilai par vs nilai pasar (fair market value).
Ø Pencatatan: Saham tanpa nilai par harus dicatat sebesar nilai saat diterbitkan
tanpa agio saham. Jika regulasi mengharuskan
adanya nilai yang ditetapkan pada saham tanpa nilai pari, maka selisih nilai
yang ditetapkan dengan harga saat diterbitkan dicatat sebagai agio saham.
Contoh: 1)
Perusahaan memiliki 1.000 lembar saham biasa yang diotorisasi tanpa nilai
par. Jika PT Merapi menerbitkan kembali 200 saham dengan harga Rp 500 per lembar
saham. 2) Tetapi jika saham yang diterbitkan memiliki nilai yang ditetapkan
sebesar Rp 200. Maka
|
|
1. Kas 100,000
Saham biasa 100,000
|
2. Kas 100,000
Saham biasa
40,000
Agio saham biasa 60,000
|
3. Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya (Penjualan Lump Sum)
Ø
Pengukuran: Saham yang diterbitkan dengan
sekuritas lain harus dipisahkan komponen ekuitas dan komponen lainnya, misal convertible bond,
saham diterbitkan dengan opsi / warrant.
Ø
Pencatatan: Perusahaan menggunakan dua metode alokasi yang tersedia yaitu: pertama Metode Proporsional adalah jika nilai pasar wajar atau
dasar lainnya yang baik untuk menentukan nilai relative setiap kelompok
sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang diterima dialokasikan antara
kelompok-kelompok sekuritas atas dasar proporsional. Kedua, Metode Inkremental adalah
jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat ditentukan, maka
metode incremental dapat digunakam. Nilai pasar sekuritas itu digunakan sebagai
dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari nilai lump sum
dialokasikan ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui.
4. Saham yang Diterbitkan dalam Transaksi Nonkas
Ø
Pencatatan: Perusahaan harus mencatat saham yang diterbitkan dengan non-kas
berdasarkan nilai wajar atas barang atau jasa yang diterima, jika nilai wajar
atas barang dan jasa tidak dapat diukur dengan handal, gunakan nilai wajar
saham yang diterbitkan.
Contoh:
Perusahaan menerbitkan saham biasa
sebanyak 10.000 lembar dengan nilai par Rp 1000 untuk mendapatkan paten suatu
produk, perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar saham dan paten, tetapi
konsultan independen menentukan nilai wajar paten sebesar Rp 13.000.000,
berdasarkan metode diskonto arus kas, maka:
Paten 13.000.000
Saham biasa 10.000.000
Agio saham biasa
3.000.000
|
D. Pembelian Kembali Saham
Alasan perusahaan membeli
kembali saham beredarnya sendiri:
Ø
Meningkatkan earnings per share dan
ROA, menyediakan saham untuk kontrak kompensasi pegawai atau untuk memenuhi
kebutuhan merger potensial, mengurangi usaha pengambilalihan atau untuk
mengurangi jumlah pemegang saham, dengan mengurangi jumlah saham yang di publik,
pemilik sekarang dan manajemen dapat menghindari pihak luar untuk mengendalikan
perusahaan atau pengaruh yang signifikan, mempengaruhi harga pasar dengan
meningkatkan permintaan harga stabil atau meningkat.
E. Saham Treasuri
Ø
Saham treasuri tidak digolongkan ke
dalam aset dan mengurangi nilai aset bersih. Kepemilikan saham treasuri tidak
memberikan hak-hak pemegang saham.
Ø
Pembelian saham treasuri: terdapat dua metode
yang umum digunakan yaitu Metode
Biaya pendebetan akun saham treasuri untuk biaya reakusisi, serta
pelaporan akun sebagai pengurangan total modal disetor dan laba ditahan di
neraca. Motode Nilai Pari atau
Nilai Ditetapkan, semua transaksi saham treasuri pada nilai pari dan
melaporkan hanya sebagai pengurang modal saham.
Ø
Penjualan Saham Treasuri: terdapat dua metode yang
digunakan, yaitu Penjualan Saham Treasuri di Atas Harga Pokoknya (perbedaan
dikredit ke Modal Disetor dari Saham Treasuri). Penjualan Saham Treasuri di
Bawah Harga Pokok (perbedaan didebet ke Modal Disetor dari Saham Treasuri)
Ø
Penarikan Saham Treasuri: Penarikan saham
treasuri mempunyai status sebagai saham yang diotorisasi dan saham yang belum
diterbitkan, debet dilakukan ke akun modal disetor yang dapat diaplikasikan ke
penarikan saham, bukan pada kas.
F. Penyajian dan Pengungkapan
Ø
Saham biasa disajikan dalam laporan
posisi keuangan pada bagian liabilitas dan ekuitas tepatnya dibagian ekuitas
pada akun modal disetor yang mencakup saham preferen dan saham biasa,
pengungkapan dividen dam dividen per saham juga diungkapkan khusunya bagi
perusahaan go public, selain itu juga disajikan pada secara kesuluran pada
laporan perubahan ekuitas secara lebih rinci.
"sesungguhnya tulisan ini masih belum selesai dan jauh dari kesempurnaan yang masih harus dilengkapi, namun tubuh sudah meminta haknya untuk diistirahatkan, selamat belajar, semangat berbagi dengan mengikat ilmu pada tulisan, Dan jika memberi manfaat itulah puncak bahagia"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar