Jumat, 16 September 2016

sistem pengendalian manajemen-akuntansi manajemen "ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN, PENGUKURAN KINERJA & MANAJEMEN KOMPENSASI"


ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN, PENGUKURAN KINERJA & MANAJEMEN KOMPENSASI

MENGANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN
A.    Menghitung Varians
Ø  Manajer operasi yang kompeten mengadopsi mentalitas perbaikan yang kontinu atau kaizen, yang tidak berasumsi bahwa kinerja yang optimal adalah yang sesuai dengan anggaran.
Ø  Laporan varian tidak menunjukkan alasan secara rinci terhadap peningkatan pendapatan. Sehinga analisis yang seksama mengidentifikasi penyebab dari varians tersebut, untuk itu dibutuhkan sistem pengidentifikasian yang efektif yang terjadi jika memberikan pertanggungjawaban kepada pusat-pusat pertanggungjawaban sampai pada tingkat manajemen rendah.
Ø  Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ide-ide berikut ini:
§ Mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab kunci yang memengaruhi laba.
§ Merinci varians laba keseluruhan berdasarkan factor-faktor penyebab kunci tersebut.
§ Fokus pada dampak laba variasi dalam setiap faktor penyebab.
§ Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat dipisahkan dari setiap faktor penyebab dengan cara memvariasikan satu factor saja sementara factor-faktor lainnya dianggap konstan.
§ Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapis berlapis, mulai dari tingkat “akal sehat” yang paling mendasar.
§ Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas yang ditambahkan di tingkat yang baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan mengenai faktor-faktor penyebab yang mendasari varians laba keseluruhan.

A-1. Varian Pendapatan 
Ø  Dalam varian pendapatan dijelaskan mengenai bagaimana menghitung varians harga, volume dan bauran penjualan.
Ø  Penghitungan tersebut dibuat untuk setiap lini produk, dan hasil dari lini produk kemudian diagresikan untuk menghitung total varians.
Ø  Varians yang positif adalah menguntungkan, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba aktual melebihi laba yang dianggarkan, begitu sebaliknya.

1.      Varians Harga Penjualan
Ø  Varians harga penjualan dihitung dengan mengalikan selisih antara harga aktual dan harga standar dengan volume aktual.
2.      Varians Bauran dan Volume
Ø  Sering kali varians bauran dan volume tidak dipisahkan.
Varians bauran dan volume = (Volume aktual - Volume yang dianggarakan)
                                                * Kontribusi per unit yang dianggarkan
Ø  Penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang dianggarakan akan menghasilkan varians. Jika suatu unit bisnis memiliki bauran yang lebih kaya laba aktual akan lebih tinngi dari yang dianggarakan, begitu sebaliknya.
Ø  Karena varians volume dan bauran bersifat gabungan, maka teknik untuk memisahkan keduanya adalah sesuatu yang bersifat arbitrer.
  1. Varians Bauran
Ø  Varians bauran akibat menjual proporsi produk yang berbeda dari yang diasumsikan dalam anggaran.
Ø  Varians bauran untuk masing-masing produk diperoleh dari persamaan berikut:
Varians bauran  =  [(Total volume penjualan aktual * Proporsi yang dianggarkan)
                               -(Volume penjualan aktual)]*Kontribusi perunit yang dianggarkan

  1. Varians Volume
Ø  Varians volume dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dan gabungan antara varians bauran dan varians volume.
Ø  Varians volume dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Varians Volume = ((Total volume penjualan aktual)*(Persentase yang        dianggarkan)] – [(Penjualan yang dianggarkan)*(Kontribusi per unit yang dianggarkan))

  1. Penetrasi Pasar dan Volume Industri
Ø  Salah satu perluasan dari analisis laba adalah untuk memisahkan varians bauran dan volume menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam pangsa pasar dan jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam volume industri.
Ø  Manajer unit bisnis bertanggungjawab atas pangsa pasar tetapi tidak bertanggungjawab pada volume indutri karena hal itu dipengaruhi oleh kondisi ekonomi.
Ø  Persamaan berikut ini digunakan untuk memisahkan dampak penetrasi pasar dari volume industri untuk varians bauran dan volume:

Varians pangsa pasar = [(Penjualan aktual)-(Volume industri)] * Penetrasi pasar    yang  dianggarkan * Kontribusi per unit yang dianggarkan
Varians volume industri  =  (Volume industri aktual – Volume industri yang dianggarkan) * Penetrasi pasar yang dianggarkan * Kontribusi per unit yang dianggarkan.

 

A-2. Varians Beban
Biaya Tetap
Varians antara biaya tetap aktual dengan yang dianggarkan didapat dari pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak dipengaruhi baik oleh volume penjualan maupun volume produksi.

Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional dengan volume. Biaya produksi variable yang dianggarkan harus disesuaikan dengan volume produksi aktual.




B.     Variasi dalam Praktik
1.      Periode Waktu dari Perbandingan
Perbandingan untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu tidak terlalu dipengaruhi oleh penyimpangan temporer yang mungkin terlihat aneh untuk bulan sekarang, dan oleh karena itu, tidak perlu terlalu diperhatikan oleh manajemen. Di pihak lain, hal tersebut mungkin menyembunyikan timbulnya faktor penting yang tidak bersifat temporer.

2.      Fokus pada Margin Kotor
Ø  Di banyak perusahaan, perubahan dalam biaya atau faktor-faktor lainnya diperkirakan akan mengarah kepada perubahan dalam harga jual, dan tugas dari manajer pemasaran adalah untuk memperoleh margin kotor yang dianggarkan yaitu penyebaran yang konstan antara biaya dan harga jual.
Ø  Kebijakan semacam itu terutama penting dalam periode inflasi. Suatu analisis varians dalam sistem semacam itu tidak akan memiliki varians harga jual. Melainkan, akan ada varians margi kotor. Margin kotor per unit adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi.

3.      Standar Evaluasi
Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal digunakan dalam evaluasi laporan atas aktIvitas aktual dan terdiri atas tiga jenis, yaitu:
a)      Standar atau Anggaran yang Telah Ditetapkan Sebelumnya  
Bila dipersiapkan dan dikoordinasikan secara hati-hati, maka merupakan standar yang unggul. Standar ini merupakan dasar terhadap mana kinerja aktual diperbandingkan di banyak perusahaan.
b)      Standar Historis
Ini merupakan catatan kinerja aktual yang telah lewat. Hasil dari bulan berjalan dapat dibandingkan dengan hasil bulan sebelumnya. Standar jenis ini memiliki dua kelemahan yang serius: (1) kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode tersebut sedemikian rupa sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi; dan (2) kinerja periode sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.
c)      Standar Eksternal
Ini adalah merupakan standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama. Kinerja dari satu kantor cabang penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan lainnya. Selain itu juga dapat mengidentifikasi dari perusahaan lain yang diyakini merupakan perusahaan dengan pengelolaan terbaik dalam industry tersebut.

Keterbatasan Standar
Varians antara kinerja aktual dan standar adalah bermakna hanya jika diturunkan dari standar yang valid. Walaupun sangat mudah untuk mengacu pada varians yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, kata-kata ini mengimplikasikan bahwa standar adakah ukuran yang andal mengenai bagaimana kinerja yang seharusnya. Bahkan biaya standar mungkin bukan merupakan estimasi yang akurat mengenai berapa biaya yang seharusnya dalam situasi tersebut. Situasi ini dapat karena salah satu atau kedua alas an: (1) standar tersebut tidak ditetapkan dengan selayaknya, atau (2) walaupun standar tersebut ditetapkan secara layak dalam kondisi yang ada pada waktu itu.

B-1. Sistem Biaya Penuh
Jika perusahaan memiliki sistem biaya penuh, baik biaya overhead variabel maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada biaya standar per unit. Jika persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan awal, sebagian dari biaya overhead tetap yang terjadi di periode tersebut tetap akan tinggal di persediaan dan bukannya mengalir ke harga pokok penjualan. Sebaliknya, jika saldo persediaan turun selama periode tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap yang dilepaskan ke harga pokok penjualan dibandingkan dengan jumlah aktual yang terjadi dalam periode tersebut.
Jika perusahaan memiliki sistem biaya variabel, biaya produksi tetap tidak dimasukkan dalam persediaan, sehingga tidak ada varians volume produksi. Hal penting adalah bahwa varians prosuksi seharunya dikaitkan dengan volume produksi, bukan dengan volume penjualan.
           
B-2. Jumlah Rincian
Varians pendapatan dianalisis pada beberapa tingkatan pertama, secara total; kemudian berdasarkan volume, bauran, dan harga; lalu menganalisis varians volume dan bauran berdasarkan volume industri dan pangsa pasar. Pada setiap tingkatan ini, varians tersebut dianalisis berdasarkan produk individual. Proses dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya ini yaitu lapisan demi lapisan dikupas, dan proses tersebut akan terus berlanjut selama rincian tambahan masih dianggap berharga.

B-3. Biaya Teknik dan Biaya Diskresioner
Varians yang “menguntungkan” dalam biaya teknik biasanya merupakan indikasi dari kinerja yang baik: yaitu semakin rendah biayanya maka semakin baik kinerjanya. Hal ini tergantung pada kualifikasi bahwa kualitas pengantaran tepat waktu dinilai memuaskan. Sebaliknya kinerja dari  pusat beban kebijakan biasanya dinilai memuaskan apabila beban aktual hampir setara dengan jumlah yang dianggarkan, tidak lebih tinggi maupun lebih rendah. Hal ini disebabkan karena varians yang menguntungka ndapat mengindikasikan bahwa pusat tanggung jawab tersebut tidak melaksanakan dengan mencukupi fungsi-fungsi yang disetujui akan dilaksanakan olehnya. Karena beberapa elemen dalam pusat beban kebijakan secara fakta merupakan beban teknik (misalnya; fungsi pembukuan dalam organisasi kontroler), varians yang menguntungkan adalah benar-benar menguntungkan elemen-elemen ini.

C.    Keterbatasan Analisis Varians
Analisis varians memiliki beberapa keterbatasan.
1.      Bahwa walaupun analisis ini mengidentifikasikan di mana varians terjadi, tetapi tidak mengatakan mengapa varians ini terjadi atau apa yang dilakukan mengenainya. Misalnya, laporan tersebut mungkin saja menunjukkan adanya varians signifikanyang tidak menguntungkan dalam beban pemasaran, dan mungkin saja mengidentifikasikan varians ini dengan beban promosi penjualan yang tinggi. Tetapi, laporan tersebut tidak menjelaskan mengapa beban promosi penjualan tinggi dan apa, jika ada, tindakan yang sedang dilakukan. Penjelasan naratif, yang melengkapi laporan kinerja, seharusnya memberikan penjelasan semacam itu.
2.      Untuk menentukan apakah suatu varians adalah signifikan. Teknik statistik dapat digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan anatara kinerja aktual dan standar untuk beberapa proses tertentu; teknik-teknik ini umumnya disebut sebagai pengendalian mutu secara statistik.
3.      Ketika laporan kinerja menjadi lebih teragregasi, varians yang saling meniadakan dapat menyesatkan pembacanya. Demikian pula, ketika varians menjadi semakin teragregasi, para manajer menjadi semakin bergantung pada penjelasan-penjelasan dan prediks yang menyertainya. Akhirnya, laporan itu hanya menunjukkan apa yang telah terjadi. Laporan tersebut tidak menunjukkan dampak masa depan dari tindakan-tindakan yang telah diambil oleh manajer. 

Tindakan Manajemen
Ø  Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal: Laporan laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang signifikan harus dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, faks, e-mail, atau pertemuan pribadi segera setelah itu diketahui. Laporan formal menginformasikan kesan umum bahwa manajer senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut. Berdasarkan informasi ini, ia dapat bertindak sebelum menerima laporan formal.
Ø  Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut memberikan tekanan yang diinginkan pada manajer di tingkat yang lebih rendah untuk mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.
Ø  Laporan laba adalah tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada tindakan. Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja yang telah dilakukan dengan baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, “memproses” atau tindakan ketenagakerjaan yang lebih drastis lagi.
PENGUKURAN KINERJA
Sistem Ukuran Kinerja
Tujuan dari sistem ukuran kinerja adalah untuk membantu menerapkan strategi. Untuk mengimplementasikan atau menerapkan sistem semacam itu, manajemen senior memilih ukuran-ukuran yang paling mewakili strategi perusahaan. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat  sebagai faktor keberhasilan penting (critical success factors) masa kini dan masa depan, jika ukuran-ukuran ini membaik, berarti perusahaan telah mengimplementasikan strategi. Strategi mendefinisikan faktor-faktor kunci keberhasilan, jika faktor-faktor tersebut diukur dan dihargai, maka orang akan termotivasi untuk mencapainya.


Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan
Tujuan penting dari suatu perusahaan bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian pemegang saham. Tetapi, mengoptimalkan profabilitas jangka pendek tidak selalu menajmin tingkat pengembalian yang optimum bagi pemegang saham karena nilai pemegang saham mencerminkan nilai sekarang bersih (net present value-NPV) dari perkiraan laba masa depan. Hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan saja tidaklah cukup dan, faktanya, dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan.
Pertama, dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Semakin besar tekanan yang diberikan untuk mencapai tingkat laba saat ini, semakin besar kemungkinan bahwa manajer unit bisnis akan mengambil tindakan jangka pendek yang mungkin salah dalam jangka panjang.
Kedua, manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Manajer tidak melakukan investasi yang menjanjikan manfaat jangka panjang karena akan menurunkan hasil keuangan jangka pendek.
Ketiga, menggunakan laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara manajer unit bisnis dengan manajemen senior.
Keempat, pengendalian keuangan yang ketat akan memotivasi manajer untuk memanipulasi data. Manajer bisa saja memilih metode akuntansi yang meminjam dari laba masa depan untuk memenuhi target periode sekarang.
Singkatnya, mengandalkan pada ukuran keuangan saja adalah tidak mencukupi untuk memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses. Ukuran-ukuran nonkeuangan yang mendukung implementasi strategi disebut sebagai faktor kunci keberhasilan atau indikator kunci kinerja.
Pertimbangan Umum
Membandingkan sistem ukuran kinerja dengan panel instrument pada dashboard memberikan wawasan penting mengenai bauran dari ukuran keuangan dan nonkeuangan yang diperlukan dalam suatu sistem pengendalian manajemen: satu ukuran tidak dapat mengendalikan sistem yang kompleks, dan terlalu banyak ukuran penting membuat sistem tersebut menjadi terlalu kompleks.
Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah suatu contoh dari sistem ukuran kinerja. Empat perspektif yang diukur:
§  Keuangan (contoh: margin laba, tingkat pengembalian atas aktiva, arus kas)
§  Pelanggan (contoh: pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan)
§  Bisnis internal (contoh: retensi karyawan, pengurangan waktu siklus)
§  Inovasi dan pembelajaran (contoh: persentase penjualan dari proyek baru)
Dalam menciptakan balanced scorecard, eksekutif harus memilih bauran dari ukuran yang (1) secara akurat mencerminkan faktor kunci yang akan menentukan keberhasilan strategi perusahaan; (2) menunjukkan hubungan antara ukuran-ukuran individual dalam hubungan sebab-akibat, mengindikasikan bagaimana ukuran-ukuran nonkeuangan mempengaruhi hasil keuangan jangka panjang; dan (3) memberikan pandangan luas mengenai kondisi perusahaan saat ini.
Sistem Penilaian Kinerja: Pertimbangan Tambahan
1.      Ukuran Hasil dan Pemicu
Ukuran hasil mengindisikan hasil dari suatu strategi. Ukuran ini biasanya merupakan ”indikator yang terlambat (lagging indicators)” yang memberitahu manajemen mengenai apa yang telah terjadi. Sebaliknya, ukuran pemicu merupakan ”indikator yang mendahului (leading indicators)” yang menunjukkan kemajuan dari bidang-bidang kunci dalam mengimplementasikan strategi. Waktu siklus merupakan contoh dari ukuran pemicu.
2.      Ukuran Keuangan dan Nonkeuangan
Untuk setiap ukuran keuangan selama tahun 1970-an, Pan Am Airlines, US Steel, Xerox, dan IBM mendominasi pasar mereka. Namun, pada pertengahan tahun 1980-an, posisi mereka terancam serius oleh para pesaing yang mencapai kualitas, kepuasan pelanggan, inovasi, serta model bisnis yang lebih baik. Hal ini tidak dapat diukur dengan alat keuangan sampai sudah terlambat.
3.      Ukuran Internal dan Eksternal
Perusahaan harus mencapai keseimbangan antara ukuran-ukuran eksternal, seperti kepuasan pelanggan, dengan ukuran-ukuran dari proses internal, seperti hasil produksi. Terlalu sering perusahaan mengorbankan pengembangan internal untuk memperoleh hasil eksternal atau mengabaikan seluruh hasil eksternal, karena secara salah meyakini bahwa ukuran internal yang bagus sudah mencukupi.
4.      Pengukuran Memicu Perubahan
Aspek yang paling penting dari sistem pengukuran kinerja adalah kemampuannya untuk mengukur hasil dan pemicu sedemikian rupa sehingga menyebabkan organisasi bertindak sesuai dengan strateginya. Organisasi tersebut mencapai keselarasan tujuan dengan cara mengaitkan tujuan keuangan dan strategis keseluruhan dengan tujuan di tingkat lebih rendah yang dapatdipantau dan dipengaruhi di tingkatan organisssasi yang berbeda.

Faktor Kunci Keberhasilan
1.      Variabel Kunci yang Berfokus pada Pelanggan
§  Pemesanan
§  Pesanan tertunda
§  Pangsa pasar
§  Pesanan dari pelanggan kunci
§  Kepuasan pelanggan
§  Retensi pelanggan
§  Loyalitas pelanggan
2.      Variabel Kunci yang Berkaitan dengan Proses Bisnis Internal
§  Utilisasi kapasitas
§  Pengiriman tepat waktu
§  Perputaran persediaan
§  Kualitas
§  Waktu siklus
Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja
1.Mendefinisikan Strategi
Dalam tahap ini adalah penting bahwa cita-cita organisasi dinyatakan secara eksplisit dan target telah dikembangkan. Untuk perusahaan dalam satu industri, scorecard sebaiknya dikembangkan di tingkat korporasi dan kemudian diturunkan ke tingkat fungsional dan tingkatan di bawahnya. Untuk perusahaan multibisnis, scorecard sebaiknya dikembangkan di tingkat unit bisnis.
2.Mendefinisikan Ukuran dari Strategi
Organisasi harus fokus pada sedikit ukuran penting atau manajemen akan dibanjiri dengan banyak ukuran. Penting bahwa masing-masing individual dapat dikaitkan satu sama lain dalam hubungan sebab-akibat.
3.Mengintegrasikan Ukuran ke Dalam Sistem Manajemen
Scorecard haruslah diintegrasikan baik dengan struktur formal maupun informal dari organisasi, budaya, serta praktik sumber daya manusia. Misalnya saja, efektifitas scorecard akan dikompromikan jika kompensasi manajer didasarkan hanya pada kinerja keuangan.
4.Meninjau Ukuran dan Hasilnya secara Berkala
Ketika scorecard dijalankan, scorecard tersebut harus ditinjau secara konsisten dan terus-menerus oleh manajemen senior. Hal-hal yang bisa diperhatikan:
§  Bagaimana kondisi organisasi menurut ukuran hasil?
§  Bagaimana kondisi organisasi menurut ukuran pemicu?
§  Bagaimana strategi organisasi berubah sejak tinjauan terakhir?
§  Bagaimana ukuran scorecard berubah?

Aspek yang paling penting dari tinjauan ini adalah sebagai berikut:
§  Menginformasikan kepada manajemen mengenai apakah strategi telah dilaksanakan dengan benar dan seberapa berhasil strategi itu bekerja.
§  Menunjukkan bahwa manajemen serius mengenai pentingnya ukuran-ukuran ini.
§  Menjaga agar ukuran-ukuran sejajar dengan strategi yang selalu berubah.
§  Memperbaiki pengukuran.
Kesulitan dalam Mengimplementasikan Sistem Pengukuran Kinerja
1.      Korelasi yang buruk antara ukuran nonkeuangan dengan hasilnya
2.      Terpaku pada hasi keuangan
3.      Ukuran-ukuran tidak diperbaharui
4.      Terlalu banyak pengukuran
5.      Kesulitan dalam menetapkan trade-off
Praktik-praktik Pengukuran
Hasil studi Lingle dan Schiemann memberikan wawasan mengenai apa yang diukur oleh perusahaan, kualitas yang dilihat, serta ukuran apa yang dikaitkan dengan kompensasi
Pengendalian Interaktif
Peran utama dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu pelaksanaan strategi. Strategi yang terpilih mendefinisikan faktor kunci keberhasilan yang menjadi titik pusat dari desain dan operasi sistem pengendalian. Hasil akhirnya adalah implementasi strategi yang berhasil. Dalam industri yang mengalami perubahan lingkungan yang pesat, informasi pengendalian manajemen juga memberikan dasar untuk memikirkan strategi baru.
Dalam lingkungan yang cepat berubah dan dinamis, menciptakan suatu organisasi pembelajaran adalah penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Organisasi pembelajaran mengacu pada kemampuan karyawan untuk belajar menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan secara berkelanjutan. Tujuan utama dari pengendalian interaktif adalah untuk memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran.
Ada perbedaan mendasar antara faktor kunci keberhasilan dan ketidakpastian strategis. Faktor kunci keberhasilan diturunkan dari strategi yang dipilih, karena faktor tersebut mendukung implementasi strategi untuk produk dan pasar saat ini. Ketidakpastian strategis, di lain pihak, adalah dasar bagi perusahaan untuk mencari strategi baru, karena ketidakpastian tersebut membantu dalam mengembangkan bisnis baru. Ketidakpastian strategis menghasilkan pertanyaan, bukan jawaban: Apa yang berubah? Mengapa hal itu berubah? Model bisnis baru manakah yang dapat dikembangkan untuk mengeksploitasi diskontinuitas?
Karakteristik pengendalian interaktif:
  1. Sekelompok informasi pengendalian manajemen mengenai ketidakpastian strategis yang dihadapi oleh bisnis tersebut menjadi titik pusat.
  2. Eksekutif senior menerima informasi semacam itu dengan serius.
  3. Manajer pada semua tingkatan organisasi tersebut memfokuskan perhatian pada informasi yang dihasilkan oleh sistem.
  4. Atasan, bawahan, dan rekan kerja bertemu untuk menginterpretasikan dan membahas implikasi dari informasi untuk inisiatif strategis masa depan.
  5. Rapat dilaksanakan dalam bentuk debat serta tantangan terhadap data dan asumsi yang mendasari serta tindakan yang sesuai.
Pengendalian interaktif bukanlah suatu sistem yang terpisah, melainkan merupakan bagian yang integral dari sistem pengendalian manajemen. Beberapa informasi pengendalian manajemen membantu manajer untuk memikirkan strategi baru. Informasi pengendalian interaktif biasanya cenderung bersifat nonkeuangan.
Suatu subsistem seharusnya memiliki kondisi-kondisi berikut ini sebelum dapat digunakan sebagai sistem pengendalian interaktif:
1.      Data dalam subsistem harus tidak ambigu serta mudah dipahami dan diinterpretasikan
2.      Subsistem tersebut harus memuat data mengenai ketidakpastian strategis.

MANAJEMEN KOMPENSASI
Setiap organisasi tentunya memiliki tujuan. Suatu peranan penting dari sistem pengendalian manajemen adalah untuk memotivasi para anggota organisasi untuk mencapai cita-cita tersebut. Bab ini fokus pada mekanisme insentif dan sistem kompensasi serta fungsinya dalam mempengaruhi perilaku pegawai, ketika mereka mencari keselarasan tujuan. Manajer biasanya melakukan usaha yang lebih besar untuk aktivitas-aktivitas yang tidak dihargai. Kompensasi insentif merupakan mekanisme penting yang dapat mendorong dan memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan stakeholders organisasi.
MOTIVASI MANUSIA
Kunci untuk memotivasi orang berperilaku sedemikian rupa sehingga memajukan tujuan suatu organisasi terletak pada cara dengan mana insentif organisasi berhubungan dengan tujuan individual. Suatu insentif yang positif atau penghargaan adalah suatu hasil yang mengurangi kepuasan dari kebutuhan tersebut.  Balas jasa adalah gaji dan tunjangan yang diberikan  kepada para karyawan , mencakup gaji pokok dan tunjangan langsung maupun tidak langsung misalnya bonus, bagian laba, pensiun, asuransi jiwa, kendaraan, perumahan, pengobatan, makanan-minuman.
                        Insentif digolongkan menjadi dua yaitu: (1) insentif positif yang secara umum disebut balas jasa adalah hasil-hasil yang mengakibatkan peningkatan kepuasan pemenuhan individu karyawan. (2) insentif negative atau secara umum disebut hukuman adalah hasil-hasil yang mengakibatkan penurunan pemenuhan kebutuhan individu karyawan. Bentuk insentif dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1) insentif keuangan dan (2) insentif nonkeuangan. Cara pembagian insentif dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1) insentif formal, dan (2) insentif informal.
                        Sistem kompensasi memerlukan alat pengukur kinerja. Alat pengukur kinerja yang baik mempunyai sifat: (1) keadilan, (2) kesederhanaan, (3) keterterimaan, (4) ketercapaian, (5) keefesienan, keefektifan, dan keekonomisan.
KARAKTERISTIK DARI RENCANA KOMPENSASI INSENTIF
Paket kompensasi total dari seorang manajer terdiri dari tiga komponen: (1) gaji, (2) tunjangan (terutama tunjangan pensiun dan kesehatan, dan tunjangan jenis lainnya), (3) kompensasi insentif. Para manajer, khususnya, menerima kompensasi yang lebih tinggi di perusahaan yang besar dibandingkan di perusahaan yang kecil, dan perusahaan di industri yang sama cenderung untuk bersaing satu sama lain dalam hal kompensasi. Jika tidak demikian halnya, beberapa generalisasi lainnya dapat dibuat tentang tingkat kompensasi manajemen.
                        Ketiga komponen kompensasi tersebut sifatnya saling bergantung, namun kompensasi insentif banyak berhubungan dengan fungsi (proses) pengendalian manajemen. Rencana kompensasi insentif dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1) rencana insentif jangka pendek, dan (2) rencana insentif jangka panjang.
Rencana Insentif Jangka Pendek
Rencana insentif jangka pendek adalah rencana insentif yang didasarkkan atas pencapaian kinerja dalam tahun tertentu. Rencana insentif jangka pendek ini mencakup system: (1) kelompok bonus secara total (total kantong bonus), (2) carryovers, (3) penangguhan pembayaran (kompensasi ditunda).
Kelompok bonus total (total kantong bonus)
Kelompok bonus total (total kantong bonus) adalah jumlah total dari bonus yang dapat dibayarkan ke sekelompok pegawai yang memiliki kualifikasi dalam suatu tahun tertentu. System bonus ini ditentukan oleh para pemegang saham berdasarkan rumus tertentu untuk menentukan jumlah bonus yang dibayarkan dalam tahun tertentu.
Ada beberapa metode untuk menetapkan kelompok bonus total (total kantong bonus) ini, yaitu:
1.      Bonus berdasar persentase tertentu dari laba.
2.      Bonus berdasar persentase tertentu dari laba setelah dikurangi return atas modal.
a.       Bonus ditentukan dari laba setelah diperhitungkan laba minimal per lembar saham.
b.      Bonus ditentukan dari laba sebelum bunga dan pajak setelah dikurangi biaya modal untuk ekuitas saham dan utang jangka panjang.
c.       Bonus ditentukan dari laba setelah bunga dan pajak dikurangi biaya modal untuk ekuitas saham.
3.      Bonus berdasar persentase tertentu dari kenaikan laba tahun tertentu dibandingkan laba tahun sebelumnya.
4.      Bonus ditentukan dari perbandingan relative profitabilitas perusahaan dengan industrinya.
Carryovers
Sistem carryovers adalah system bonus yang memungkinkan komite bonus yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk memindahkan sebagian bonus yang sudah ditentukan berdasarkan rumus tertentu ke tahun-tahun lainnya yang bonusnya lebih rendah dengan tujuan besarnya bonus setiap tahun relative melata.
            Metode carryovers mempunyai keunggulan: (1) metode ini lebih fleksibel karena pembayaran tidak ditentukan secara otomatis oleh suatu rumus dan dewan komisaris dapat menggunakan penilaian mereka. (2) metode ini dapat mengurangi fluktuasi yang terjadi ketika pembayaran bonus hanya didasarkan pada jumlah yang dihasilkan dari rumus yang dihitung setiap tahunnya.
Penundaan pembayaran (kompensasi ditunda)
Sistem penundaan pembayaran (deferred payments) adalah cara penentuan bonus yang dihitung setiap tahun namun pembayarannya pada para penerima disebarkan ke beberapa tahun. Dalam sistem ini, eksekutif hanya menerima seperlima dari bonus mereka di tahun di mana bonus tersebut diperoleh. Empat per lima sisanya dibayar merata setelah empat tahun kedepan. Dengan demikian setelah manajer tersebut bekerja selama lima tahun, maka bonusnya akan terdiri dari seperlima bonus tahun berjalan plus seperlima dari bonus yang diterima di masing-masing tahun dari empat tahun sebelumnya.
Metode penundaan pembayaran ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
1.      Para manajer dapat menaksir, dengan relative teliti, penghasilan tunai yang akan diterimanya tahun yang akan datang.
2.      Para manajer menerima kas dari bonus relative lebih merata, karena dampak goyangan siklikal terhadap laba dirata-ratakan pada beberapa tahun pembayaran kas.
3.      Seorang manajer yang pensiun masih menerima pembayaran bonus selama beberapa tahun, hal ini berarti: (a) menambah penghasilan pensiun, dan (b) biasanya merupakan penghasilan “tax advantage” setelah pensiun.
Namun, metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu:
1.      Bonus yang diterima tidak sesuai dengan kinerja tahun yang bersangkutan sehingga berdampak kecil pada motivasi.
2.      Jika seorang manajer keluar dari perusahaan tersebut (misalnya karena cacat, meninggal, pemutusan hubungan kerja (PHK) mungkin tidak diberi pembayaran bonus yang ditunda.
Rencana Insentif Jangka Panjang
                        Rencana insentif jangka pendek bertujuan agar tujuan profitabilitas jangka pendek dapat tercapai. Sebaliknya, rencana insentif jangka panjang didesain agar dapat mencapai kinerja profitabilitas jangka panjang. Suatu asumsi mendasar dari banyak rencana insentif jangka panjang adalah bahwa pertumbuhan dalam nilai dari saham perusahaan mencerminkan kinerja jangka panjang perusahaan tersebut. Ada beberapa rencana semacam itu. Popularitas dari rencana-rencana tersebut dipengaruhi oleh perubahan dalam hukum pajak penghasilan, perubahan dalam perlakuan akuntansi, kondisi pasar saham dan berbagai faktor lainnya.
Opsi Saham
Suatu opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada, atau setelah, tanggal tertentu di masa depan (tanggal pelaksanaan), pada harga yang telah disetujui pada tanggal pemberian opsi (biasanya harga pasar sekarang atau 95 persen dari harga pasar sekarang). Manfaat motivasional utama rencana hak beli saham adalah mengarahkan energi para manajer untuk tercapainya kinerja jangka panjang.
Saham  Phantom
Saham panthom adalah saham sejumlah tertentu yang dibukukan oleh perusahaan untuk memberikan penghargaan (award) kepada para manajer. Saham tersebut hanya dibukukan saja dan tidak langsung diberikan kepada para manajer.  Di akhir periode yang telah ditentukan (katakanlah, lima tahun) manajer tersebut berhak untuk menerima suatu penghargaan yang setara dengan apreasiasi di nilai pasar dari saham tersebut sejak tanggal penghargaan. Penghargaan tersebut dapat berbentuk uang tunai lembar saham, atau keduanya.
Hak Apresiasi Saham
Hak apresiasi saham adalah salah satu bentuk penghargaan diberikan kepada para manajer berupa hak untuk menerima pembayaran kas berdasar kenaikan nilai saham dari saat pemberian penghargaan sampai dengan tanggal tertentu di masa yang akan datang. Hak apresiasi saham dan sahamphantom adalah jenis bonus tunai ditunda di mana jumlah bonus merupakan suatu funsi dari harga pasar dari saham perusahaan. Insentif yang didasarkan metode saham phantom dan hak apresiasi saham mempunyai persamaan sebagai berikut:
1.             Bonus yang diberikan dapat berbentuk kas.
2.             Besarnya bonus dihitung dari selisih harga saham perusahaan
3.             Lebih menguntungkan para manajer penerima bonus karena tidak beresiko, bila dibandingkan dengan metode hak beli saham yang mempunyai resiko tinggi
Saham Kinerja
            Suatu rencana saham kinerja memberikan sejumlah tertentu saham ke seorang manajer ketika tujuan jangka panjang tertentu telah terpenuhi. Biasanya, tujuannya adalah untuk mencapai persentase pertumbuhan tertentu dalam laba per saham selama periode tiga sampai lima tahun. Oleh karena itu, rencana ini tidak dipengaruhi oleh harga saham. Keunggulan dari rencana ini dibandingkan dengan opsi saham, saham phantom, maupun hak apresiasi saham bagi para manajer, adalah karena:
1.             Faktor yang mempengaruhi bonus saham kinerja lebih cepat dikendalikan oleh   para manajer daripada dalam metode –metode lainnya tersebut.
2.             Penghargaan berupa saham kinerja tidak tergantung pada kenaikan harga saham, meskipun kenaikan laba per saham dapat pula mempengaruhi kenaikan harga saham.
Unit Kinerja
            Dalam suatu rencana unit kinerja, suatu bonus tunai dibayarkan ketiga target jangka panjang tertentu telah tercapai. Rencana ini dengan demikian menggabungkan aspek-aspek dari hak apresiasi saham dan saham kinerja.
INSENTIF UNTUK PEJABAT KORPORAT
Setiap pejabat kantor pusat, kecuali chief executife officer (CEO), bertanggung jawab atas sebagian, namun hanya sebagian, atas kinerja perusahaan secara menyeluruh. Para pejabat berhak atas, dan dimotivasi oleh bonus atas kinerjanya yang baik. Namun, bagian kinerja yang dihasilkan tidak dapat diukur. Untuk menstimulasi motivasi, CEO biasanya mendasarkan penghargaan pada penilaian terhadap kinerja masing-masing orang.
Kompensasi CEO
Kompensasi CEO biasanya didiskusikan oleh komite kompensasi dewan komisaris setelah CEO tersebut mempresentasikan rekomendasi untuk kompensasi bawahannya (para pejabat kantor pusat dan para manajer unit bisnis). Bonus untuk CEO dapat menggunakan persentase yang sama, lebih rendah, atau lebih tinggi dibandingkan persentase bonus untuk bawahannya.
Insentif Para Manajer Unit Bisnis
Berbagai macam opsi ada dalam mengembangkan suatu paket kompensasi insentif bagi manajer unit bisnis. Dapat dilihat pada tampilan di bawah ini

A.    Jenis Insentif
1. Penghargaan Keuangan
  a. Kenaikan gaji
  b. Bonus
  c. Manfaat
  d. Fasilitas
2. Penghargaan psikologis dan social
  a. Kemungkinan promosi
  b. Peningkatan tanggung jawab
  c. Peningkatan ekonomi
  d. Kondisi geografis yang baik
  e. Pengakuan
B. Ukuran Bonus Relatif terhadap Gaji
1. Batas Atas
2. Batas Bawah
C. Bonus Didasarkan pada
1. Laba Unit Bisnis
2. Laba Perusahaan
3. Gabungan Keduanya
D. Kriteria Kinerja
1. Kriteria Keuangan
a. Margin kontribusi
b. Laba unit bisnis langsung
c. laba unit bisnis yang dapat dikendalikan
d. Laba sebelum pajak
e. Laba bersih
f. Tingkat pengembalian atas investasi (ROI)
g. Nilai tambah ekonomi (EVA)

2. Periode Waktu
a.  Kinerja keuangan tahunan
b. Kinerja keuangan multitahun
3.   Kriteria Nonkeuangan
a.       Pertumbuhan penjualan
b.      Pangsa pasar
c.       Kepuasan pelanggan
d.      Kualitas
e.       Pengembangan Produk Baru
f.       Pengembangan pegawai
g.      Tanggung jawab public
4.   Bobot Relatif yang diberikan ke Kriteria Keuangan dan Nonkeuangan
5.   Tolak Ukur untuk Perbandingan
a.       Anggaran laba
b.      Kinerja masa lalu
c.       Kinerja pesaing
E. Pendekatan Penentuan Bonus
1. Berdasarkan Rumus
2. Subjektif
3. Gabungan Keduanya
F. Bentuk Pembayaran Bonus
1. Tunai
2. Saham
3. Opsi Saham
4. Saham Phantom
5. Saham Kinerja



TEORI AGENSI
Teori agensi adalah teori yang berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesaian kontrak-kontrak insentif untuk memotivasi para individu mencapai keselarasan tujuan. Teori ini berusaha untuk menggabungkan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam merancang kontrak intensif
Konsep Teori Agensi
Sebuah hubungan agensi ada ketika salah satu (principal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan oleh karena itu, principal juga mendelegasikan wewenang pembuatan keputusan pada agen.
Perbedaan tujuan principal dan agen
Teori agensi mengganggab bahwa semua tindakan individu didasarkan atas kepentingannya sendiri. Oleh karena itu timbul perbedaan antara tujuan principal dan agen yaitu:
a.       Agen dianggab menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan, namun juga dari kepuasan lain yang diperolehnya dari hubungan agensi. Di lain pihak, principal (pemegang saham) dianggab hanya tertarik pada kembalian (return) keuangan yang tumbuh dari investasinya dalam perusahaan.
b.      Prinsipal dan agen mempunyai perbedaan dalam preferensi risiko. Principal (pemegang saham) netral resiko, agen (para manajer) segan resiko.
Tindakan agen yang tidak dapat diobservasi
Asimetri informasi adalah situasi yang terbentuk karena psinsipal tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja agen sehingga principal tidak pernah menentukan kontribusi usaha-usaha agen terhadap hasil perusahaan yang sesungguhnya. Asimetri tersebut dapat timbul dalam beberapa bentuk:
a.    Tanpa pemantauan, hanya agen yang mengetahui apakah ia bekerja dengan baik demi kepentingan principal.
b.    Agen mungkin mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan daripada prinsipalnya.
c.    Agen dalam melaksanakan tugasnya mungkin diarahkan dalam informasi pribadi.
Perbedaan prefensi antara principal dan agen, dan informasi pribadi agen, dapat menyebabkan agen tersebut salah menyajikan informasi kepada principal. Salah penyajian ini adalah sedemikian rupa sifatnya sehingga istilah biaya moral telah diberikan atas situasi di mana seorang agen yang dikendaliakan termotivasi untuk salah menyajikan informasi karena sifat sistem pengendalian.
Mekanisme Pengendalian
Teori agensi menyatakan bahwa ada dua cara utama untuk menangani masalah-masalah dari perbedaan tujuan dan asimetri informasi: pemantauan dan insentif.

            Pemantauan
Prinsipal dapat merancang sistem pengendalian yang memantau tindakan agen, menghalangi tindakan yang meningkatkan kekayaan agen dengan mengorbankan kepentingan principal. Suatu contoh dari sistem pemantauan adalah laporan keuangan yang diaudit.
            Kontrak Insentif
Seorang principal mungkin mencoba untuk membatasi perbedaan referensi dengan menetapkan kontrak insentif yang sesuai. Semakin besar penghargaan agen bergantung pada ukuran kinerja, semakin banyak insentif yang ada bagi agen tersebut untuk memperbaiki ukuran. Oleh karena itu, principal sebaiknya mendefinisikan ukuran kinerja sedemikian rupa sehingga hal tersebut memajukan kepentingannya. Kemampuan untuk mencapai hal ini disebut keselarasan tujuan.
Tidak ada pengaturan insentif yang dapat memastikan keselarasan tujuan secara penuh. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam preferensi risiko antara kedua belah pihak, asimetri informasi, dan biaya pemantauan. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan tambahan biaya. Bahkan penyelarasan insentif yang efektif masih menimbulkan perbedaan preferensi, hal ini disebut dengan kerugian residual. Tambahan biaya kompensasi insentif, biaya pemantauan, dan kerugian residual secara umum disebut biaya agensi.
            Kompensasi CEO dan Rencana Kepemilikan Saham
Biaya agensi mencakup kompensasi insentif. Salah satu kompensasi insentif untuk CEO adalah bonus membeli saham. Pemberian bonus hak beli saham menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:
a.         Perbedaan preferensi risiko antara pemilik (principal) dan CEO (agen).
b.    Kurangnya hubungan sebab-akibat secara langsung antara usaha-usaha agen dan perubahan harga saham.
Manajer Unit Bisnis dan Insentif Berdasarkan Akuntansi
            Sangat sulit untuk menentukan kontribusi yang dibuat oleh manajer unit bisnis secara individu dalam meningkatkan harga saham perusahaan. Kesulitan tersebut menyebabkan bonus untuk para manajer bisnis tidak ditentukan berdasar harga saham, bonus para manajer unit bisnis mungkin didasarkan pada laba bersih unit bisnis. Namun, kontrak insentif berdasarkan laba bersih untuk manajer unit bisnis masih mempunyai kelemahan-kelemahan:
a.    Masih menimbulkan biaya agensi sebagaimana dalam rencana kepemilikan saham oleh CEO.
b.    Agen mungkin sengaja membesar-besarkan laba melalui manipulasi akuntansi yang sebenarnya tidak menambah nilai perusahaan.
c.    Meskipun kontrak berdasar laba bersih unit bisnis mungkin mengakibatkan biaya agensi yang rendah daripada berdasarkan gaji tetap, namun biaya agensi tidak menjadi nol.
Kritik Terhadap Teori Agensi
Para manajer yang telah mempelajari teori agensi menyatakan berbagai macam pendapatnya mengenai model-model yang digunakan dalam teori agensi sebagai berikut:
1.        Model-model tersebut tidak lebih daripada pernyataan fakta-fakta yang dinyatakan dalam symbol-simbol matematis.
2.        Elemen-elemen dalam model-model tersebut tidak dapat dikuantifikasi semuanya.
3.        Model tersebut terlalu menyederhanakan hubungan nyata antara atasan dan bawahan.
4.        Model-model tersebut hanya terdiri dari beberapa elemen dan mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan tersebut sebagai misalnya: personalitas para partisipan, agen yang tidak segan resiko, motivasi selain faktor keuangan, principal bekerja sama dengan agen, kemampuan agen melaksanakan tugas yang ada. Agen berpotensi untuk melaksanakan tugas masa depan, dan sebagainya.
BUKU SUMBER
Anthony, Robert N. and Govindarajan V. (2007), Management Control System, McGraw-Hill   Irwin, 12th Edition.
Supriyono R.A. (2000) Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2. BPFE, Edisi 1

Tulisan tersebut merupakan summary yang diambil dari dua buku sumber, semoga bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan, selamat belajar semangat berbagi. Salam manis @Fridarohma,
cc:  nur anita dan nur khamisah (maBestPartner)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar