Sabtu, 11 Juni 2016

AUDIT SALDO KAS

AUDIT SALDO KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN
Kas merupakan satu-satunya akun yang tidak dimasukkan dalam setiap siklus kecuali persediaan dan pergudangan. Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena besarnya potensi kecurangan, atau karena kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak disengaja.
A.    JENIS AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN (Mengidentifikasi jenis akun kas utama dan instrument keuangan yang digunakan oleh entitas bisnis)
Terdapat beberapa jenis akun kas yang umumnya digunakan oleh sebagian perusahaan besar. Auditor akan mengetahui lebih banyak jenis saldo kass setelah memahami bisnis klien. Berikut jenis akun kas yang utama:
§  Akun Kas Umum: Merupakan bagian kas yang penting bagi sebagian besar organisasi karena sebagain besar penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini.
§  Akun Impres: Perusahaan membuat akun penggajian impres yang terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal pengeluaran penggajian. Terdapat jenis akun impres lain yang sedikit berbeda dari akun impres pada umumnya yaitu terdiri atas satu rekening bank untuk penerimaan dan pengeluaran. Perusahaan bisa saja memiliki akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran ditetapkan berbasis impres, tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun pengajian impres.
§  Akun Bank Cabang: Berguna untuk membangun hubungan dengan perbankan di komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang.
§  Dana Kas Kecil Impres: Ini bukan merupakan rekening bank, tetapi hampir sama dengan kas pada bank. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi, selain itu juga digunakan untuk pengeluaran dalam jum;ah kecil.
§  Ekuivalen Kas: Perusahaan seringkali menginvestasikan kelebihan kas yang diakumulasikan selama bagian tertentu dari siklus operasi, yang akan diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut Ekuivalen kas yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid. Ekuivalen kas bisa sangat material, dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi sejumlah kas tertentu, dan tidak terdapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan Ekuivalen kas.

B.     KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI (menunjukkan hubungan antara kas di bank dan berbagai siklus transaksi)
Jumlah kas yang mengalir masuk ke dalam dan keluar dari akun kas sering kali lebih besar dari pada jumlah kas yang mengalir untuk aku lainnya. Kas lebih rentan digelapkan dari pada akun aset lainnya, karena sebagian besar aktiva lainnya itu harus dikonversikan menjadi kas agar dapat digunakan. Auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo pada laporan bank dan saldo di buku besar umu, serta memverifikasi kas yang tercatat merefleksikan dengan benar semua transaksi yang terjadi selama tahun tersebut. Salah saji berikut menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau penerimaan kas, tetapi tidak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank:
§  Kegagalan menagih pelanggan
§  Penggelapan kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
§  Kesalahan pembayaran faktur vendor
§  Pembayaran tidak semestinya atas biaya pribadi pejabat
§  Pembayaran atas bahan baku yang tidak diterima
§  Pembayaran atas karyawan  lebih besar dari jam kerja aktual
§  Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga sebenarnya
Seluruh jenis salah saji yang berbeda tersebut biasanya umunya sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi bank:
§  Kegagalan memasukkan cek yang belum di kliring oleh bank pada daftar cek yang beredar, walaupun telah dicatat pada jurnal pengeluaran kas
§  Kas yang diterima dari klien setelah tanggal neraca, tetapi dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
§  Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan.
§  Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak dimasukkan dalam catatan klien.
C.    AUDIT ATAS AKUN KAS UMUM (Merancang dan melaksanakan pengujian audit atas aku kas umum)
Dalam mengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, seperti yang tercantum dalam neraca, telah dinyatakan dan diungkapkan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit terkait saldo yang digunakan untuk seluruh pengujian perincian saldo (eksistensi, kelengkapan, akurasi, pisah batas, dan detail tie-in). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya.
Tahap I: Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi kas
Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak tepat atau penanganan dana yang dilakukan oleh pihak lain. Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari Ekuivalen kas dan jenis investasi lainya. Auditor harus memahami risiko yang dari kebijakan dan strategi investasi klien, serta pengendalian manajemen yang mengurangi risiko tersebut. 
Tahap I: Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren
Saldo kas bersifat tidak material pada sebagian besar audit, tetapi transaksi kas yang mempengaruhi saldo itu hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam kas. Karena kas lebih rentan terhadap pencurian dibandingkan aset lainya, terdapat risiko inheren yang tinggi untuk tujuan eksistensi, kelengkapan dan keakuratan. Tujuan tersebut biasanya akan berfokus pada audit saldo kas.
Tahap I: Menilai Risiko Pengendalian
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
  1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan kas.
2.    Rekonsiliasi bank independen
Pengendalian yang mempengaruhi pencatatan transaksi kas, penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Dalam siklus akuisisi dan pembayaran, pengendalian utama meliputi pengendalian pemisahan tugas yang memadai antar fungsi hingga pasa verifikasi internal yang memadai. Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan kas beroperasi efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
Rekonsiliasi bank merupakan pengendalian yang penting atas saldo akhir kas. Rekonsiliasi itu akan memastikan bahwa catatan akuntansi mereflesikan saldo kas yang sama seperti jumlah aktual kas di bank setelah mempertimbangkan item rekosiliasi. Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-tindakan berikut:
§  Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal, payee dan jumlahnya.
§  Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement dan pembatalan.
§  Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat.
§  Memeriksa urutan nomer pada cek dan menyalidiki cek yang hilang.
§  Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan saldo dan meverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien.
§  Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
§  Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
§  Mereview transfer antar bank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan pencatatan yang tepat.
§  Menindaklanjuti cek beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.
Pengendalian rekonsiliasi bank dapat ditingkatkan dengan cara review rekonsiliasi bank bulanan oleh karyawan yang kompeten segera setelah rekonsiliasi selesai.


Tahap II: Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas Transaksi
Saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, sehingga terdapat banyak sekali jumlah transaksi akun memengaruhi kas, dan transaksi kas akan diaudit sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.
Tahap III: Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis
Dalam banyak audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara ekstensif. Karena itu penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk sebagian besar audit lainya. Auditor biasanya juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkapkan salah saji dalam kas.
Tahap III: Merancang Pengujian Perincian Saldo Kas
Langkah awal dari verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah mendapatkan rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor. Tujuan yang paling penting dalam audit kas pada pengujian atas rincian saldo adalah eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan, sehingga tujuan tersebut mendapat perhatian paling besar. Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan. Prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainya. Berikut tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti penting dan kompleksitasnya: penerimaan konfirmasi bank, penerimaan laporan pisah batas bank dan pengujian rekonsiliasi bank.
1.      Permintaan atas Konfirmasi Bank
Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi dari setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika terdapat sejumlah besar akun yang tidak aktif. Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual. Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari pencatatan atas saldo bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien kantor akuntan publik. Dampak dari tanggung jawab yang terbatas ini mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan kelengkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Jika auditor menginginkan konfirmasi atas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank yang dikonfirmasi oleh bank harus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi bank. Jika konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus memeriksa selisihnya.
2.   Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal neraca. Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuannya adalah untuk menguji apakah karyawan klien tidak memasukkan, menambahkan, atau menggantikan dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
§  Memfooting daftar semua cek yang dibatalkan.
§  Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan.
§  Mereview item yang dibatalkan dala footing untuk memastikan bahwa hal yang sudah dibatalkan oleh bank pada periode yang tepat dan tidak memasukkan penghapusan atau perubahan
3.      Pengujian Rekonsiliasi Bank
Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah menyiapkan rekonsiliasi dengan cermat dan melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainnya. Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:
§  Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
§  Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
§  Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya.
§  Menyelidiki seluruh cek yang jumlahnya signifikan termasuk dalam daftar cek beredar yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas.
§  Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank.
§  Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan rekonsiliasi bank.

D.       PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN (Mengakui kapan memperluas pengujian audit atas akun kas umum untuk menguji lebih anjut kecurangan yang material)
Auditor harus memperluas prosedur dalam audit akhir tahun untuk menentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak memadai. Dalam merancang prosedur audit untuk mengungkap kecurangan auditor harus mempertimbangkan secara teliti sifat kelemahan pengendalian internal, jenis kecurangan yang mungkin terjadi, materialitas kecurangan yang potensial dan prosedur audit yang efektif untuk mengungkapnya. Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam penerimaan ks masuk antara lain: konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi lapping, mereview ayat jurnal buku besar umum akun kas untuk pos yang tidak biasa,  memebandingkan pesanan, penjualan dan penerimaan kas, memerika persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih dan retur. Sedangkan untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara langsung dengan saldo kas akhir tahun terdapat 3 prosedur yang mungkin dilakukan yaitu:
1.      Memperluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika auditor yakin rekonsiliasi bank disalah saji dengan sengaja, maka perlu dilakukan perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :
§ Memulai rekonsiliasi bank dan membandingkan semua item dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya.
§ Membandingkan semua cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas.
§ Menelusuri seluruh item yang belum dikliring dan jurnal penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah dimasukkan.
§ Memverifikasi bahwa seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.
2.   Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas jika pengendalian internal terhadap kas lemah untuk menentkan: semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan, seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi, seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank, seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat. Bukti kas memasukkan empat tugas rekonsiliasi yaitu:
§ Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode bukti kas.
§ Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
§ Merekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan  dicatat dalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.
§ Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian kas.
Ketika mengumpulkan pembuktian kas, auditor mengkombinasikan pengujian susbtantif atas transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan rekonsiliasi bank.
3.      Pengujian Transfer Antarbank
Pengujian transfer bank penting untuk menguji kiting dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank. Terdapat beberapa yang sebainya diaudit dalam skedul transfer antara bank, yaitu:
§  Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi
§  Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank yang mengirimkan.
§  Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di tahun fiskal yang sama.
§  Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar.
§  Penerimaan dalam skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.

Walaupun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya terkait kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.

BUKU SUMBER :

Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing and Assurance Services; An Integrated Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar