Sabtu, 11 Juni 2016

MENYELESAIKAN AUDIT

Secara keseluruhan proses audit dimulai dari merencanakan dan merancang pendekatan audit, melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substabtif atas transaksi, melaksanakan prosedur analitis dan pengujian pengendalian atas rincian saldo, menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit. Setelah mereview beberapa aspek dalam audit, juga diperlukan penyelesaian audit yang terdiri dari tujuh tahap yaitu melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan, mereview kewajiban kontijensi, mereview peristiwa selanjutnya, mengumpulkan bukti akhir, mengevaluasi hasil, menerbitkan laporan audit,berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen, yang masing-masing akan dijelaskan dengan rinci:

I.            MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN: (merancang dan melaksanakan pengujian audit yang berhubungan dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan)
Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berhubungan dengan penyajian dan pegungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan saldo:
·   Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian resiko.
·   Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah maksimum.
·   Melakukan prosedur subtantif untuk memperoleh jaminan bahwa semua tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Terdapat empat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan yaitu: keterjadian serta hak dan kewajiban, kelengkapan, klasifikasi dan kemampuan untuk dipahami, ketepatan dan penilaian. Prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan pengujian atas tujuan audit transaksi dan saldo. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3 tahap pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi prinsip akuntansi berlaku umum.
Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan. Auditor harus mempertimbangkan informasi yang diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk menentukan apakah mereka menyadari fakta dan situasi yang harus diungkapkan.
Akibat sifat unik pengungkapan yang berhubungan dengan kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian resiko tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam penjelasan tambahan. Oleh karena itu, auditor mendesain dan melakukan prosedur pada setiap audit untuk menelaah kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian tahap keempat.



II.            REVIEW KEWAJIBAN KONTINJEN DAN KOMITMEN: (melaksankan review untuk kewajiban kontinjen dan komitmen).

Kewajiban kontinjen adalah potensi kewajiban di masa depan kepada pihak luar untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah dilakukan. Terdapat tiga kondisi agar suatu kewajiban kontijensi ada:
§  Terdapat potensi pembayaran kepada pihak luar atau penurunan nilai asset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
§  Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau kerusakan di masa mendatang.
§  Hasilnya akan diperoleh dari satu atau beberapa kejadian di masa mendatang.
Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat bervariasi dari sangat mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi. Untuk mengevaluasi apakah klien telah menerapkan perlakukan yang tepat, auditor harus memberikan pertimbangan ynag snagat professional. Standar audit menyatakan bahwa manajemen, bukan auditorlah, yang bertanggung jawab atas identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban kontinjensi, sehingga auditor dalam mengungkapkan kontinjen dapat dilakukan atas kerjasama dengan pihak manajemen dengan auditor. Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah :
·      Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).
·      Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).
Hal yang berhubungan erat dengan kewajiban kontinjensi adalah komitmen. Karakteristik yang paling penting dalam komitmen adalah kesepakatan perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu rangkaian kondisi tetap di masa depan, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau perekonomian keseluruhan.
1.   Prosedur audit untuk menemukan kewajiban kontinjensi
Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh komitmen, baik dalam penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah catatan mengenai kontinjensi. Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih sulit menemukan transaksi yang tidak tercatat dari pada memverifikasi atas informasi yang tercatat.
Begitu auditor mendapati kontijensi mereka akan melakukan evaluasi Materialitas dan pengungkapan catatan kakinya biasanya dapat dilakukan dengan memuaskan. Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur audit yang biasa digunakan oleh para auditor untuk mencari kewajiban kontijensi, akan tetapi tidak semuanya dapat diterapkan:
§  Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan maupun tertulis) tentang kemungkinan kontijensi yang tidak tercatat.
§  Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya untuk penyelesaian pajak penghasilan.
§  Mereview notulensi pertemuan direksi dan pemegang saham bila untuk indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
§  Menelaah biaya hukum untuk periode audit dan mereview faktur dan laporan dari penasihat hukum untuk terjadinya kewajiban kontijensi.
§  Memperoleh surat dari pengacara utama yang memberi jasa hukum untuk klien dalam tuntutannya atau kewajiban kontinjen lainnya.
§  Mereview dokumentasi setiap informasi yang mengindikasikan terjadinya kontijensi.
§  Memeriksa latter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan memperoleh konfirmasi untuk saldo yang digunakan atau tidak digunakan.

2.   Evaluasi Kewajiban Kontijen Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka harus mengevaluasi arti penting kewajiban yang potensial itu dan hakikat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti mengenai tujuan keterjadian dan hak, serta kewajiban penyajian dan pengungkapan.

3.   Prosedur Audit Untuk Menemukan Komitmen
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit setiap bidang audit. Auditor seharusnya waspada akan kemungkinan komitmen ketika membaca risalah, kontrak dan file korespondensi.

III.            MENGAJUKAN PERTANYAAN DENGAN PENGACARA KLIEN: (Memperoleh dan mengevaluasi surat dari pengacara klien)
Merupakan prosedur utama yang digunakan auditor untuk mengevaluasi tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi tuntutan tambahan. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara klien mengenai masalah hukum. Banyak KAP menganalisis kewajiban hukm sepanjang tahun dan meminta klien mengirimkan surat standar kepada setiap pengacara yang pernah terlibat dengan klien tahun ini atau tahun sebelumnya. Jika pengacara menolak menyediakan informasi nengenai tuntutan hukum yang ada yang material, maka auditor harus memodifikasi laporan audit mereka untuk merefleksikan kurangnya bukti yang tersedia.

IV.            REVIEW TERHADAP PERISTIWA KEMUDIAN: (melaksanakan review pasca tanggal neraca untuk peristiwa kemudian)
      Auditor harus mereview transaksi dan peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang muncul yang mungkin mempengaruhi penyajian dan pengungkapan wajar dari laporan periode saat ini. Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal dan berakhir pada tanggal laporan auditor.

Jenis peristiwa kemudian
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi auditor:
1.   Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian, yaitu peristiwa yang setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada manajemen yang mambantu mereka menentukan penyajian yang wajar atas saldo akun pada tanggal neraca. Informasi ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo. Kejadian setelah tanggal neraca seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material:
§  Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar karena kondisi keuangan memburuk.
§  Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari yang tercatat pada pembukuan.
§  Penghentian peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dengan harga di bawah nilai buku saat ini.
§  Penjualan investasi dengan harga di bawah biaya yang tercatat.
Auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca seharunya tidak dimasukkan dalam laporan jika kondisi yang menyebabkan perubahan dalam penilaian terjadi setelah akhir tahun. Jika auditor menyimpulkan peristiwa kelemahan yang material terjadi pada akhir tahun, maka harus membuat pendapat tidak wajar atas pengendalian intenal terhadap laporab keuangan.

2.      Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi memerlukan pengungkapan, persitiwa jenis ini menyediakan bukti dari kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan tetapi sangat signifikan sehingga peristiwa ini memerlukan pengungkapan walaupun tidak memerlukan penyesuaian akun. Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan termasuk:
§  Penurunan nilai pasar atas sekuritas yang dipegang perusahaan untuk investasi sementara atau dijual kembali.
§  Penerbitan obligasi atau sekuritas.
§  Penurunan nilai pasar dari persediaan sebagai konsekuensi dari tindakan pemerintah yang membatasi penjualan lebih lanjut dari suatu produk
§  Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
§  Merger atau akuisisi.
Auditor perusahaan publikmungkin juga mengidentifikasi kejadian yang berhubungan dengan pengendalian internal terhadap laporan keuangan yang muncul setelah akhir tahun. Jika auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca ini memiliki dampak yang material pada pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka laporan auditor harus memasukkan paragraf penjelasan, baik yang menjelaskan kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan pembaca kepada pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal mengenai peristiwa dan dampaknya.

Pengujian Audit
Terdapat dua kategori prosedur audit untuk mereview peristiwa kemudian yaitu:
1.      Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun: meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian perincian saldo.
2.      Prosedur yang dilakukan terutama untuk tujuan mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa lanjutan: merupakan pengujian khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau catatan kaki sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:
a.       Pengajuan pertanyaan kepada manajemen: pengajuan pertanyaaan kepada manajemen mengenai peristiwa setelah tanggal neraca harus kemudian harus dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang memadai.
b.      Berkoresondensi dengan pengacara: auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor terhadap peristiwa kemudian.
c.       Mereview laporan internal yang dibuat setelah tanggal neraca: dalam mereview auditor menekankan perubahan pada bisnis perusahaan dibandingkan dengan hasil untuk periode audit dan perubahan setelah akhir tahun. Auditor seharusnya membahas laporan intern dengan manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan laporan periode berjalan dan melakukan pertanyaan mengenai perubahan signifikan dalam hasil operasi.
d.      Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca: Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan.
e.       Pemeriksaan risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca: Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang memengaruhi laporan keuangan periode saat ini.
f.       Memeperoleh letter of representation: Surat yang ditulis oleh manajemen klien kepada auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan mencakup persoalan lain yang relevan.

Penanggalan Ganda
    Terkadang auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan. Auditor disyaratkan untuk memperluas pengujian audit pada kejadian setelah tanggal neraca yang baru ditemukan untuk memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:
1.   Memperluas semua pengujian peristiwa kemudia hingga ke tanggal yang baru: auditor hanya mengubah tanggal laporan audit ke tanggal yang baru.
2.   Membatasi review peristiwa kemudian pada persoalan yang berhubungan dengan peristiwa lanjutan yang baru: auditor menerbitkan laporan audit pada tanggal ganda, tanggal pertama pada saat pekerjaan lapangan selesai, tangga kedua yang selalu lebih lambat untuk pengecualian.



V.            AKUMULASI BUKTI AKHIR (merancang dan melaksanakan langkah terakhir dalam pengumpulan bukti audit)
Terdapat lima langkah dalam pengumpulan bukti terkahir yaitu:
1.   Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Ketika melaksanakan prosedur analitis tahap review akhir yang diharuskan oleh standar audit, pertner pada umunya membaca laporan keuangan, termasuk catatan kakidan mempertimbangkannya:
§  Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
§  Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir mungkin menunjukkan bukti audit tambahan jika diperlukan.

2. Mengevaluasi Asumsi Going-Concern
Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian dari perencanaan akan tetapi mungkin merevisinya jika memperoleh informasi yang baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan. Penilaian akhir atas kelangsungan usaha dipertimbangkan setelah seluruh bukti dikumpulkan dan penyesuaian audit yang diusulkan telah dimasukkan dalam laporan keuangan. Saat auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana manajemen dalam menghindari kebangkrutan dan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana tersebut.

3.   Memperoleh Surat Representasi Manajemen
Terdapat tiga tujuan suat representasi klien tersebut adalah :
a.       Utuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi dalam laporan keuangan.
b.      Untuk mengingatkan manajemen potensi salahs aji atau penghapusan dalam laporan keuangan.
c.       Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan pertanyaan nengenai berbagai aspek dari audit. Karena sifatnya yang lebih formal dari komunikasi lisan, surat representasi membantu mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.
Standar audit emnyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus dimasukkan:
a.       Laporan keuangan
§ Pengakuan manajemen atas tanggungjawabnya untuk penyajian yang wajar dari laporan keuangan.
§ Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.


b.      Kelengkapan informasi
§ Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
§ Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham, direktur, dan dewan direksi.
c.       Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
§Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan.
§Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan yang berperan penting dalam pengendalian internal, atau orang lain dimana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan keuangan.
§Informasi berkenaan transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari dan kepada pihak terkait.
§Klaim atau penilaian yang belum dinilai yang menurut nasihat pengacara perusahaan adalah asesri yang mungkin dan harus diungkapkan sesuai ketentuan akuntansi untuk kontingensi.
d.      Kejadian setelah tanggal neraca
§Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada tanggal neraca.
§Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca.
Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa diandalkan. Akan tetapi, surat tersebut merupakan dokumen dimana manajemen ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk melindungi auditor jika manajemen mengajukan tuntutan terhadap auditor.

Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar
Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya dan tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan: opini positif yang mengindikasikan tingkat keyakinan yang tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak adanya keyakinan.
Ketika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi tambahan yang menyertai laporan keuangan., materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat opini terhadap laporan keuangan dasar. Auditor memberikan tambahan kata-kata pada laporan standar auditor  saat menyatakan opini untuk tambahan informasi.

Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
Standar audit mengharuskan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan. Auditor harus membandingkan informas lain dengan laporan keuangan untuk memastikan bahwa data tersebut sama. Standar hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan keuangan, tapi diterbitkan bersama laporan keuangan.
VI.          MENGEVALUASI HASIL: (mengintegrasikan bukti audit yang dikumpulkan dan mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan)
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap bidang audit, auditor harus mengintergrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai dan tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpulan bahwa laporan keuanga disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi diterima umum. Auditor perusahaan publik juga harus membuat kesimpulan secara keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan. Terdapat lima aspek utama dalam mengevaluasi hasil yaitu:
1.   Bukti yang tepat yang mencukupi:
Auditor mereview dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian review yang penting adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit program telah diselesaikan dan didokumentasikan secara akurat, serta semua tujuan audit telah terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai, auditor sering menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan audit. Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam untuk memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, auditor memiliki dua pilihan: mengumpulkan bukti tambahan atau menerbitkan pendapat dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat. Jika auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar, auditor sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi untuk memenuhi keinginan auditor atau memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak untuk memberikan pendapat

2.   Pengungkapan laporan keuangan
Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP mensyaratkan penyelesaian daftar pemeriksaan pengungkapan laporan keuangan untuk setiap audit.

3. Telaah dokumentasi audit
Ada tiga alasan mengapa anggota KAP yang berpengalaman harus meneliti dengan seksama review dokumentasi audit pada penyelesaian audit:
  1. Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.
  2. Untuk memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP.
  3. Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor.

4.   Review independen
Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar, sudah hal yang umum untuk memberikan laporan keuangan dan seluruh rangkaian file audit review oleh reviewer independen yang tidak berpartisipasi dalam melakukan audit,, tetapi merupakan anggota KAP yang melakukan audit.


5.   Ikhtisar evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan pertama kali mengevaluasi risiko audit yang dapat dicapai, kemudian melakukan evaluasi yang sama atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi pakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan pertama kali mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan keseluruhan.

Menerbitkan Laporan Audit
Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang tepat akan diterbitkan hingga semua bukti terkumpul dan dievaluasi. Sebagian besar auditor menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian dengan kata-kata standar. Apabila KAP memutuskan bahwa laporan standar tanpa pengecualian tidak tepat, aka nada pembahasan yang ekstensif. Sebagaian besar KAP memiliki manual laporan audit komprehensif yang membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan yang akan diterbitkan.

VII.            BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN: (Berkomunikasi secara efektif dengan komite audit dan manajemen)
Terdapat tiga komunikasi pertama yang diwajibkan oleh standar auditing yaitu:
1.      Mengomunikasikan kecurangan dan tindakan legal
Tujuan komunikasinya adalah membantu komite audit dalam melakukan tugas pengawasan atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.
2.      Mengomunikasikan definisi pengendalian internal
Auditor harus menyampaikan secara tertulis perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan material dalam perancangan atau pengoperasian pengendalian internal kepada pihak yang berhak.
3.      Komunikasi lain dengan komite audit
Tujuan dari komunikasi ini adalah agar komite audit dan pihak lain dan pihak yang berhak tetap memperoleh informasi relevan dan signifikan mengenai proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit untuk mengkomunikasikan persoalan penting dengan auditor. Ada empat tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan.
§  Untuk mengkomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas laporan keuangan
§  Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.
§  Untuk menyediakan pihak yang berhak atas temuan signifikan selama audit.
§  Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang berhak
4.      Surat Manajemen
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan. Surat manajemen merupakan suatu opsi dan ditujukan untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih efektif.


VIII.            PENEMUAN FAKTA-FAKTA LEBIH LANJUT: (Mengidentifikasi anggung jawab auditor ketika fakta yang mempengaruhi laporan audit diungkapkan setelah laporan diterbitkan)
      Terkadang auditor menemukan bahwa setelah audit laporan keuangan diterbitkan terjadi salah saji material dalam laporan keuangan. Ketika penemuan fakta lebih lanjut terjadi, auditor berkewajiban memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan keuangan diberitahu mengenai salha saji tersebut. Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas alasannya.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka auditor harus menginformasikan kepada dewan direksi dan harus mengingatkan kepada regulator bahwa laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar dan jika memungkinkan, menyampaikan kepada semua pihak yang mengandalkan laporan keuangan. Tanggung jawab auditor atas review kejadian setelah tanggal neraca berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus mengoreksinya.


BUKU SUMBER :

Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing and Assurance Services; An Integrated Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar