Secara keseluruhan proses audit dimulai
dari merencanakan dan merancang pendekatan audit, melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substabtif atas transaksi, melaksanakan prosedur
analitis dan pengujian pengendalian atas rincian saldo, menyelesaikan audit dan
menerbitkan laporan audit. Setelah mereview beberapa aspek dalam audit, juga
diperlukan penyelesaian audit yang terdiri dari tujuh tahap yaitu melaksanakan
pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan, mereview kewajiban
kontijensi, mereview peristiwa selanjutnya, mengumpulkan bukti akhir,
mengevaluasi hasil, menerbitkan laporan audit,berkomunikasi dengan komite audit
dan manajemen, yang masing-masing akan dijelaskan dengan rinci:
I.
MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN: (merancang dan melaksanakan pengujian audit yang
berhubungan dengan tujuan audit penyajian dan pengungkapan)
Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang
berhubungan dengan penyajian dan pegungkapan konsisten dengan pendekatan dalam
memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan saldo:
·
Melakukan prosedur untuk mendapatkan
pemahaman atas pengendalian untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai
bagian dari prosedur penilaian resiko.
·
Melakukan uji pengendalian yang
berhubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal resiko pengendalian
berada di bawah maksimum.
·
Melakukan prosedur subtantif untuk
memperoleh jaminan bahwa semua tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah
yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Terdapat empat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan yaitu:
keterjadian serta hak dan kewajiban, kelengkapan, klasifikasi dan kemampuan
untuk dipahami, ketepatan dan penilaian. Prosedur untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan berhubungan dengan pengujian atas tujuan audit transaksi dan
saldo. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3 tahap
pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian
dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam
laporan keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi prinsip
akuntansi berlaku umum.
Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh
informasi yang diperlukan. Auditor harus mempertimbangkan informasi yang
diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk menentukan
apakah mereka menyadari fakta dan situasi yang harus diungkapkan.
Akibat sifat unik pengungkapan yang berhubungan dengan kewajiban kotijensi
dan kejadian setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian
resiko tinggi karena tidak seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam
penjelasan tambahan. Oleh karena itu, auditor mendesain dan melakukan prosedur
pada setiap audit untuk menelaah kewajiban kotijensi dan kejadian setelah
tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian tahap keempat.
II.
REVIEW KEWAJIBAN KONTINJEN DAN KOMITMEN:
(melaksankan review untuk kewajiban kontinjen dan komitmen).
Kewajiban kontinjen adalah potensi kewajiban di masa depan kepada pihak luar untuk jumlah
yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah dilakukan. Terdapat tiga kondisi
agar suatu kewajiban kontijensi ada:
§ Terdapat potensi pembayaran kepada pihak luar atau penurunan nilai asset
yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
§ Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau kerusakan di masa mendatang.
§ Hasilnya akan diperoleh dari satu atau beberapa kejadian di masa mendatang.
Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat bervariasi dari
sangat mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi. Untuk
mengevaluasi apakah klien telah menerapkan perlakukan yang tepat, auditor harus
memberikan pertimbangan ynag snagat professional. Standar audit menyatakan
bahwa manajemen, bukan auditorlah, yang bertanggung jawab atas identifikasi dan
penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban kontinjensi, sehingga
auditor dalam mengungkapkan kontinjen dapat dilakukan atas kerjasama dengan pihak
manajemen dengan auditor. Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi
kewajiban kontijensi adalah :
· Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui
untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan
benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).
·
Mengidentifikasi sampai batasan praktis,
setiap kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian dan
pengungkapan untuk kelengkapan).
Hal yang berhubungan
erat dengan kewajiban kontinjensi adalah komitmen. Karakteristik yang paling penting dalam komitmen adalah kesepakatan
perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu rangkaian kondisi tetap di
masa depan, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau
perekonomian keseluruhan.
1.
Prosedur audit untuk menemukan kewajiban
kontinjensi
Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh komitmen, baik dalam penjelasan
tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah catatan mengenai
kontinjensi. Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan
penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih
sulit menemukan transaksi yang tidak tercatat dari pada memverifikasi atas
informasi yang tercatat.
Begitu auditor mendapati kontijensi mereka akan melakukan evaluasi Materialitas dan pengungkapan
catatan kakinya biasanya dapat dilakukan dengan memuaskan. Pengungkapan
Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur audit yang
biasa digunakan oleh para auditor untuk mencari kewajiban kontijensi, akan
tetapi tidak semuanya dapat diterapkan:
§ Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan maupun tertulis)
tentang kemungkinan kontijensi yang tidak tercatat.
§ Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya
untuk penyelesaian pajak penghasilan.
§ Mereview notulensi pertemuan direksi dan pemegang saham bila untuk indikasi
tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
§ Menelaah biaya hukum untuk periode audit dan mereview faktur dan laporan dari
penasihat hukum untuk terjadinya kewajiban kontijensi.
§ Memperoleh surat dari pengacara utama yang memberi jasa hukum untuk klien
dalam tuntutannya atau kewajiban kontinjen lainnya.
§ Mereview dokumentasi setiap informasi yang mengindikasikan terjadinya kontijensi.
§ Memeriksa latter of credit yang
berlaku pada tanggal neraca dan memperoleh konfirmasi untuk saldo yang
digunakan atau tidak digunakan.
2. Evaluasi
Kewajiban Kontijen Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka harus
mengevaluasi arti penting kewajiban yang potensial itu dan hakikat pengungkapan
yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti mengenai tujuan
keterjadian dan hak, serta kewajiban penyajian dan pengungkapan.
3. Prosedur Audit Untuk Menemukan
Komitmen
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan
sebagai bagian dari audit setiap bidang audit. Auditor seharusnya waspada akan
kemungkinan komitmen ketika membaca risalah, kontrak dan file korespondensi.
III.
MENGAJUKAN PERTANYAAN DENGAN PENGACARA
KLIEN: (Memperoleh dan mengevaluasi surat dari pengacara klien)
Merupakan prosedur utama yang digunakan auditor untuk mengevaluasi tuntutan
hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi tuntutan
tambahan. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara klien mengenai
masalah hukum. Banyak KAP menganalisis kewajiban hukm sepanjang tahun dan
meminta klien mengirimkan surat standar kepada setiap pengacara yang pernah
terlibat dengan klien tahun ini atau tahun sebelumnya. Jika pengacara menolak
menyediakan informasi nengenai tuntutan hukum yang ada yang material, maka
auditor harus memodifikasi laporan audit mereka untuk merefleksikan kurangnya
bukti yang tersedia.
IV.
REVIEW TERHADAP PERISTIWA KEMUDIAN:
(melaksanakan review pasca tanggal neraca untuk peristiwa kemudian)
Auditor
harus mereview transaksi dan peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca untuk
menentukan apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang muncul yang mungkin mempengaruhi
penyajian dan pengungkapan wajar dari laporan periode saat ini. Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca
biasanya terbatas pada periode awal dan berakhir pada tanggal laporan auditor.
Jenis peristiwa kemudian
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan
manajemen dan evaluasi auditor:
1.
Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan
memerlukan penyesuaian, yaitu peristiwa yang setelah tanggal
neraca memberikan informasi tambahan kepada manajemen yang mambantu mereka menentukan
penyajian yang wajar atas saldo akun pada tanggal neraca. Informasi ini
membantu auditor dalam melakukan verifikasi saldo. Kejadian setelah tanggal
neraca seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldo akun pada laporan
keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material:
§
Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan
atas saldo piutang dagang yang beredar karena kondisi keuangan memburuk.
§
Penyelesaian tuntutan hukum dengan
jumlah yang berbeda dari yang tercatat pada pembukuan.
§
Penghentian peralatan yang tidak
digunakan dalam operasi dengan harga di bawah nilai buku saat ini.
§
Penjualan investasi dengan harga di
bawah biaya yang tercatat.
Auditor harus memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi setelah
akhir tahun. Informasi setelah tanggal neraca seharunya tidak dimasukkan dalam
laporan jika kondisi yang menyebabkan perubahan dalam penilaian terjadi setelah
akhir tahun. Jika auditor menyimpulkan peristiwa kelemahan yang material
terjadi pada akhir tahun, maka harus membuat pendapat tidak wajar atas
pengendalian intenal terhadap laporab keuangan.
2.
Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan
tetapi memerlukan pengungkapan, persitiwa jenis ini
menyediakan bukti dari kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca dilaporkan
tetapi sangat signifikan sehingga peristiwa ini memerlukan pengungkapan
walaupun tidak memerlukan penyesuaian akun. Kejadian atau transaksi yang
terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya
penyesuaian dalam laporan keuangan termasuk:
§
Penurunan nilai pasar atas sekuritas yang
dipegang perusahaan untuk investasi sementara atau dijual kembali.
§
Penerbitan obligasi atau sekuritas.
§
Penurunan nilai pasar dari persediaan
sebagai konsekuensi dari tindakan pemerintah yang membatasi penjualan lebih
lanjut dari suatu produk
§
Kerugian persediaan yang tidak
diasuransikan akibat kebakaran
§
Merger atau akuisisi.
Auditor perusahaan
publikmungkin juga mengidentifikasi kejadian yang berhubungan dengan pengendalian
internal terhadap laporan keuangan yang muncul setelah akhir tahun. Jika
auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca ini memiliki dampak
yang material pada pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka
laporan auditor harus memasukkan paragraf penjelasan, baik yang menjelaskan
kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung mengarahkan pembaca kepada
pengungkapan laporan manajemen dalam pengendalian internal mengenai peristiwa
dan dampaknya.
Pengujian Audit
Terdapat dua kategori prosedur audit untuk mereview peristiwa kemudian
yaitu:
1.
Prosedur yang biasanya terintegrasi
sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun: meliputi pengujian pisah
batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian perincian
saldo.
2.
Prosedur yang dilakukan terutama
untuk tujuan mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa
lanjutan: merupakan pengujian khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo
akun tahun berjalan atau catatan kaki sebagai pengujian kelengkapan untuk
tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:
a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen: pengajuan pertanyaaan kepada
manajemen mengenai peristiwa setelah tanggal neraca harus kemudian harus dilakukan
dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang memadai.
b. Berkoresondensi dengan pengacara: auditor biasanya meminta pengacara untuk
memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan
lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor terhadap peristiwa kemudian.
c. Mereview laporan internal yang dibuat setelah tanggal neraca: dalam mereview
auditor menekankan perubahan pada bisnis perusahaan dibandingkan dengan hasil
untuk periode audit dan perubahan setelah akhir tahun. Auditor seharusnya membahas
laporan intern dengan manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat
dengan dasar yang sama dengan laporan periode berjalan dan melakukan pertanyaan
mengenai perubahan signifikan dalam hasil operasi.
d. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca: Auditor harus mereview
jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari transaksi
signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan.
e. Pemeriksaan risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca: Auditor harus
memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi setelah
tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang memengaruhi laporan keuangan
periode saat ini.
f. Memeperoleh letter of representation: Surat yang ditulis oleh manajemen
klien kepada auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa
audit, termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini
harus dibuat dan mencakup persoalan lain yang relevan.
Penanggalan Ganda
Terkadang auditor
menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi laporan
keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi
sebelum laporan audit diterbitkan. Auditor disyaratkan untuk memperluas
pengujian audit pada kejadian setelah tanggal neraca yang baru ditemukan untuk
memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua pilihan atas
perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:
1.
Memperluas semua pengujian peristiwa
kemudia hingga ke tanggal yang baru: auditor hanya mengubah tanggal laporan
audit ke tanggal yang baru.
2.
Membatasi review peristiwa kemudian pada
persoalan yang berhubungan dengan peristiwa lanjutan yang baru: auditor
menerbitkan laporan audit pada tanggal ganda, tanggal pertama pada saat
pekerjaan lapangan selesai, tangga kedua yang selalu lebih lambat untuk
pengecualian.
V.
AKUMULASI BUKTI AKHIR (merancang dan
melaksanakan langkah terakhir dalam pengumpulan bukti audit)
Terdapat lima langkah dalam pengumpulan bukti
terkahir yaitu:
1.
Melakukan
Prosedur Analitis Akhir
Ketika melaksanakan
prosedur analitis tahap review akhir yang diharuskan oleh standar audit,
pertner pada umunya membaca laporan keuangan, termasuk catatan kakidan
mempertimbangkannya:
§
Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas
saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan yang
teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
§
Saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi sebelumnya.
Hasil dari prosedur
analitis akhir mungkin menunjukkan bukti audit tambahan jika diperlukan.
2. Mengevaluasi Asumsi Going-Concern
Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian dari perencanaan akan
tetapi mungkin merevisinya jika memperoleh informasi yang baru. Auditor
menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai
kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai
bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap
kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan. Penilaian akhir atas
kelangsungan usaha dipertimbangkan setelah seluruh bukti dikumpulkan dan
penyesuaian audit yang diusulkan telah dimasukkan dalam laporan keuangan. Saat
auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana
manajemen dalam menghindari kebangkrutan dan mengevaluasi kelayakan dalam
realisasi rencana tersebut.
3.
Memperoleh
Surat Representasi Manajemen
Terdapat tiga tujuan suat representasi klien
tersebut adalah :
a.
Utuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya
atas asersi dalam laporan keuangan.
b.
Untuk mengingatkan manajemen potensi
salahs aji atau penghapusan dalam laporan keuangan.
c.
Untuk mendokumentasikan respon dari
manajemen untuk mengajukan pertanyaan nengenai berbagai aspek dari audit.
Karena sifatnya yang lebih formal dari komunikasi lisan, surat representasi
membantu mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.
Standar audit
emnyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus dimasukkan:
a.
Laporan keuangan
§ Pengakuan manajemen atas tanggungjawabnya untuk penyajian yang wajar dari
laporan keuangan.
§ Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
b.
Kelengkapan informasi
§ Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
§ Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham,
direktur, dan dewan direksi.
c.
Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
§Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang
tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan.
§Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan yang
berperan penting dalam pengendalian internal, atau orang lain dimana kecurangan
dapat berdampak material dalam laporan keuangan.
§Informasi berkenaan transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang
dari dan kepada pihak terkait.
§Klaim atau penilaian yang belum dinilai yang menurut nasihat pengacara
perusahaan adalah asesri yang mungkin dan harus diungkapkan sesuai ketentuan
akuntansi untuk kontingensi.
d.
Kejadian setelah tanggal neraca
§Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada
tanggal neraca.
§Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca.
Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak
independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa diandalkan.
Akan tetapi, surat tersebut merupakan dokumen dimana manajemen ditanyai dengan
pertanyaan tertentu untuk memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya
dan untuk melindungi auditor jika manajemen mengajukan tuntutan terhadap
auditor.
Mempertimbangkan Informasi yang
Menyertai Laporan Keuangan Dasar
Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya dan
tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangan utama dan untuk informasi
tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk
menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu
auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan
wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan
yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan
ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan: opini positif yang mengindikasikan
tingkat keyakinan yang tinggi atau tidak memberikan pendapat yang
mengindikasikan tidak adanya keyakinan.
Ketika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi tambahan yang menyertai
laporan keuangan., materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat
opini terhadap laporan keuangan dasar. Auditor memberikan tambahan kata-kata
pada laporan standar auditor saat menyatakan opini untuk tambahan
informasi.
Membaca Informasi Lain Dalam laporan
Tahunan
Standar audit
mengharuskan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan dalam laporan
tahunan. Auditor harus membandingkan informas lain dengan laporan keuangan
untuk memastikan bahwa data tersebut sama. Standar hanya menyebutkan informasi
yang bukan bagian dari laporan keuangan, tapi diterbitkan bersama laporan
keuangan.
VI.
MENGEVALUASI HASIL: (mengintegrasikan bukti
audit yang dikumpulkan dan mengevaluasi hasil audit secara keseluruhan)
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap bidang audit,
auditor harus mengintergrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan
mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah bukti
audit sudah memadai dan tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpulan
bahwa laporan keuanga disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi diterima umum.
Auditor perusahaan publik juga harus membuat kesimpulan secara keseluruhan
mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
Terdapat lima aspek utama dalam mengevaluasi hasil yaitu:
1.
Bukti yang tepat yang mencukupi:
Auditor mereview dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah
seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara
memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian review yang
penting adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit program telah
diselesaikan dan didokumentasikan secara akurat, serta semua tujuan audit telah
terpenuhi.
Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah memadai, auditor sering
menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan audit. Jika auditor
memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam untuk memutuskan
apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, auditor memiliki dua pilihan: mengumpulkan
bukti tambahan atau menerbitkan pendapat dengan pengecualian atau menolak
memberikan pendapat. Jika auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti
tetapi tidak menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar,
auditor sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi untuk
memenuhi keinginan auditor atau memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
atau menolak untuk memberikan pendapat
2.
Pengungkapan
laporan keuangan
Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan keuangan, banyak
KAP mensyaratkan penyelesaian daftar pemeriksaan pengungkapan laporan keuangan
untuk setiap audit.
3. Telaah dokumentasi audit
Ada tiga alasan mengapa anggota KAP yang berpengalaman harus meneliti
dengan seksama review dokumentasi audit pada penyelesaian audit:
- Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum
berpengalaman.
- Untuk memastikan bahwa proses audit memenuhi
standar kinerja KAP.
- Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki
pertimbangan auditor.
4.
Review independen
Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar, sudah hal yang umum untuk
memberikan laporan keuangan dan seluruh rangkaian file audit review oleh
reviewer independen yang tidak berpartisipasi dalam melakukan audit,, tetapi
merupakan anggota KAP yang melakukan audit.
5.
Ikhtisar
evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan pertama kali
mengevaluasi risiko audit yang dapat dicapai, kemudian melakukan evaluasi yang
sama atas laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi pakah
bukti itu mendukung pendapat audit dengan pertama kali mengestimasi salah saji
dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan keseluruhan.
Menerbitkan Laporan
Audit
Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang tepat akan
diterbitkan hingga semua bukti terkumpul dan dievaluasi. Sebagian besar auditor
menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian dengan kata-kata standar.
Apabila KAP memutuskan bahwa laporan standar tanpa pengecualian tidak tepat, aka
nada pembahasan yang ekstensif. Sebagaian besar KAP memiliki manual laporan
audit komprehensif yang membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat
dalam laporan yang akan diterbitkan.
VII.
BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN
MANAJEMEN: (Berkomunikasi secara efektif dengan komite audit dan manajemen)
Terdapat tiga komunikasi pertama yang diwajibkan oleh standar auditing
yaitu:
1.
Mengomunikasikan kecurangan dan tindakan
legal
Tujuan komunikasinya
adalah membantu komite audit dalam melakukan tugas pengawasan atas laporan
keuangan yang dapat diandalkan.
2.
Mengomunikasikan definisi pengendalian
internal
Auditor harus
menyampaikan secara tertulis perihal kurangnya pengendalian internal dan
kelemahan material dalam perancangan atau pengoperasian pengendalian internal
kepada pihak yang berhak.
3.
Komunikasi lain dengan komite audit
Tujuan dari komunikasi
ini adalah agar komite audit dan pihak lain dan pihak yang berhak tetap
memperoleh informasi relevan dan signifikan mengenai proses laporan keuangan
dan memberikan kesempatan kepada komite audit untuk mengkomunikasikan persoalan
penting dengan auditor. Ada empat tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan.
§ Untuk mengkomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas laporan
keuangan
§ Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.
§ Untuk menyediakan pihak yang berhak atas temuan signifikan selama audit.
§
Untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan audit dari pihak yang berhak
4.
Surat Manajemen
Surat manajemen
ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai rekomendasi KAP guna
meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi
pengoperasian perusahaan. Surat manajemen merupakan suatu opsi dan ditujukan
untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih efektif.
VIII.
PENEMUAN FAKTA-FAKTA LEBIH LANJUT:
(Mengidentifikasi anggung jawab auditor ketika fakta yang mempengaruhi laporan
audit diungkapkan setelah laporan diterbitkan)
Terkadang auditor menemukan bahwa setelah audit laporan keuangan
diterbitkan terjadi salah saji material dalam laporan keuangan. Ketika penemuan
fakta lebih lanjut terjadi, auditor berkewajiban memastikan bahwa para pemakai
yang mengandalkan laporan keuangan diberitahu mengenai salha saji tersebut. Jika
auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan setelah
diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk
menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas alasannya.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka auditor
harus menginformasikan kepada dewan direksi dan harus mengingatkan kepada
regulator bahwa laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar dan jika
memungkinkan, menyampaikan kepada semua pihak yang mengandalkan laporan
keuangan. Tanggung jawab auditor atas review kejadian setelah tanggal neraca
berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak
bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka menemukan bahwa
laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus mengoreksinya.
BUKU SUMBER :
Arens,
Alvin A. Elder, Randal J. Beasley. Mark S. Auditing
and Assurance Services; An Integrated
Approach, Edisi 15, Pearson Education Limited 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar